Dari hasil pemeriksaan, ditemukan dari seluruh sampel positif mengandung bakteri dan jamur. Bahkan ditemukan dalam satu helai pekaian impor mengandung ribuan koloni bakteri.
Dirjen SPK Kemendag Widodo sempat kaget saat mendengar laporan bila ada satu pakaian wanita jenis hotpants yang mengandung ratusan ribu bakteri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Widodo mengungkapkan alasan mengapa celana bekas eks impor ini mengandung nilai total mikroba (ALT) sampai 216.000 koloni/gram.
"Kenapa sampai 216.000 koloni per gram ternyata celana itu bekas menstruasi (datang bulan) tanpa dicuci masuk ke Indonesia. Sangat mengerikan. Jadi ini luar biasa dampak celana bekas ini," katanya.
Selain ditemukan bakteri, di celana ini juga ditemukan kandungan jamur yang cukup besar. "E Coli (bakteri) tidak ditemukan tetapi kita temukan jamur 36.000 jenis jamur katang sedangkan jamur kamir tidak ditemukan," sebutnya.
Selain itu Widodo juga menemukan kandungan koloni bakteri cukup besar di pakaian dalam jenis korset sebanyak 183.000 koloni/gram. "Jadi ramailah bakteri ini kalau bergerak-gerak. Yang paling banyak bakteri ini di baju yang dipakai melekat di kulit," katanya.
Sampel yang diambil Ditjen Standardisasi Perlindungan Konsumen (SPK) adalah pakaian anak (jaket), pakaian wanita (vest, baju hangat, dress, rok, atasan, hot pants, celana pendek), pakaian pria (jaket, celana panjang, celana pendek, kemeja, t-shirt, kaos, sweater, boxer hingga celana dalam). Pengambilan sampel dilakukan pada akhir Desember 2014.
(wij/hen)