Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, T Iskandar menuturkan, proyek ini dikerjakan sejak 2011, namun hingga kini proyek itu tak juga rampung. Secara total, proyek normalisasi 4 sungai tersebut baru tercapai 60%. Proyek normalisasi yang mencakup pelebaran sungai, seperti Ciliwung dari 10-15 meter menjadi 45-50 meter.
Iskandar mengatakan, proyek dilakukan tak hanya untuk menormalisasi wilayah sungainya saja, namun juga penataan kawasan dengan membangun jalan inspeksi selebar 7,5 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iskandar menuturkan, untuk normalisasi kali Ciliwung, pemerintah masih harus merelokasi 35.000 kepala keluarga (KK) yang tinggal di bantaran sungai. Bukanlah hal mudah untuk mengerjakan hal itu, karena yang paling sulit dalam proyek ini adalah menghadapi masalah sosial.
"Kalau Ciliwung kontraknya selesai 2016. Kalau PAS (Pesanggrahan, Angke, Sunter) itu kontraknya selesai 2014, tapi diperpanjang 1 tahun karena sudah lewat belum bisa menargetkan sampai kapan," jelasnya.
Iskandar menjelaskan, normalisasi Sungai Ciliwung dilakukan mulai dari kawasan jembatan tol TB Simatupang hingga ke Pintu Air Manggarai. Proyek ini kini terhambat di kawasan Kampung Pulo karena masih ada beberapa lahan yang belum dibebaskan.
"Itu dengan kondisi yang ada kita perkirakan akhir maret 2 tower 520 hunian dapat difungsikan. Tidak digunakan untuk yang lain tapi untuk masyarakat di Kampung Pulo. Itu belum mencukupi untuk relokasi. Karena kita butuh 700 sampai 800 hunian. Kita sedang cari lokasi," tutupnya.
Normalisasi sungai Ciliwung akan dilakukan sepanjang 19 km, sedangkan Sungai Pesanggrahan 21 km, Sungai Angke 18 km dan Sungai Sunter 20 km.
(zul/hen)