Hingga 2030, Menhub Jonan Siapkan Pengembangan Kereta Jabodetabek Rp 582 T

Hingga 2030, Menhub Jonan Siapkan Pengembangan Kereta Jabodetabek Rp 582 T

- detikFinance
Rabu, 11 Mar 2015 09:40 WIB
Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merancang jaringan angkutan massal berbasis rel untuk kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi atau familiar disingkat Jabodetabek. Kemenhub menyiapkan proyek pengembangan jaringan kereta hingga sampai 2030.

Total kebutuhan investasi pengembangan jaringan kereta Jabodetabek mencapai Rp 582,05 triliun. Investasi tersebut dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), skema Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS), dan swasta murni.

Pada era Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, pemerintah menekankan pentingnya pembangunan jaringan kereta baru dan reaktifasi jaringan kereta untuk angkutan perkotaan dan luar pulau Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rencana pengembangunan masih mengacu pada Peraturan Menteri (PM) No 54/2013," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kemenhub Hanggoro Budi Wiryawan kepada detikFinance, Rabu (11/3/2015).

Dalam rencana pengembangan jaringan kereta Jabodetabek hingga 2030, Kemenhub belum menerima usulan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam hal pembangunan Light Rail Transit (LRT) sebagai pengganti monorel. Artinya, pengembangan jaringan kereta Jabodetabek masih mengikuti rancangan 2013.

"Kita hanya mendengar (LRT) dari media. Kita belum terima usulan dari DKI Jakarta, jadi kita masih berpatokan kepada PM 54," ujar Hanggoro.

Dalam program pembangunan jalur kereta tersebut, Hanggoro menyebut ada beberapa proyek yang sedang berjalan. Seperti MRT rute North-South fase I (rute Lebak Bulus-Bundaran HI), jaringan kereta Bandara Soekarno-Hatta tipe Commuter Line, pengembangan double-double track, elektrifikasi, dan peninggian lintas Bekasi. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga sedang mempersiapkan pengembangan moda monorel Cibubur-Cawang.

"Kalau MRT rute East-West masih tunggu komitmen dari Jepang," kata Hanggoro.

Berikut ini program pembangunan jaringan jalur kereta perkotaan Jabodetabek sampai 2030:

1. Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

A. Jaringan Eksisting

  • Double-double track, elektrifikasi, dan peninggian lintas Bekasi dengan panjang 35 km senilai Rp 10 triliun.
  • Double-double track lintas barat (Karet-Manggarai) sepanjang 4,5 km dengan nilai 1,66 triliun.
  • Pengembangan stasiun baru antara Bogor dan Cilebut Lintas Bogor sebanyak 1 stasiun dengan nilai Rp 154 miliar.
  • Double track lintas Serpong antara Parung Panjang-Rangkasbitung sepanjang 39 km dengan nilai Rp 50,7 triliun.
  • Pembangunan 2 stasiun baru (Matraman dan Bekasi Timur) untuk lintas Bekasi dengan nilai Rp 1,41 triliun.
  • Pembangunan 2 stasiun baru (Kuningan dan Sudirman) lintas Priok dengan nilai Rp 1,08 triliun.
  • Pembangunan 2 stasiun baru lintas Serpong dengan nilai Rp 802 miliar.

B. Fasilitas Eksisting

  • Peningkatan fasilitas stasiun lintas Bogor dengan nilai Rp 575 miliar.
  • Peningkatan fasilitas stasiun lintas Tangerang dengan nilai Rp 156 miliar.
  • Rehabilitasi sinyal/fasilitas telekomunikasi dengan nilai Rp 2,22 triliun.
  • Peningkatan fasilitas perkeretaapian lintas Bekasi dengan nilai Rp 3,5 triliun.
  • Peningkatan fasilitas perkeretaapian lintas Serpong dengan nilai Rp 3,78 triliun.
  • Peningkatan fasilitas perkeretaapian lintas Bogor dengan nilai Rp 2,93 triliun.
  • Peningkatan fasilitas perkeretaapian lintas Tanjung Priok dengan nilai Rp 997 miliar.
  • Peningkatan fasilitas perkeretaapian lintas Tangerang dengan nilai Rp 5,1 triliun.
2. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian

A. Jaringan Baru

  • Jalur Bandara Soekarno-Hatta tipe Commuter Line sepanjang 12 km dengan nilai Rp 2 triliun.
  • Jalur Bandara Soekarno-Hatta tipe Express Line sepanjang 38 km dengan nilai 20 triliun.
  • Short Cut antara Palmerah dan Karet Lintas Serpong sepanjang 5 km dengan nilai Rp 1,44 triliun.
  • Short Cut Lintas Tangerang sepanjang 2 km dengan nilai Rp 1 triliun.
  • Short Cut lintas Manggarai-Pondok Jati sepanjang 2 km dengan nilai Rp 597 miliar.
  • MRT rute East-West (Balaraja-Cikarang) sepanjang 90 km dengan nilai 117 triliun.
  • MRT rute East-West (Cikokol-Bekasi) sepanjang 52 km dengan nilai 68 triliun.
  • MRT North-South (Kampung Bandan-Lebak Bulus) sepanjang 23 km dengan nilai 29,5 triliun.
  • Jalur Kereta Api Lingkar Luar (Parung Panjang-Citayam-Nambo-Cikarang-Tanjung Priok) sepanjang 60 km dengan nilai Rp 78 triliun.
  • Jalur Kereta Api Lingkar Dalam (Kamal Muara-Rawa Buaya-Lebak Bulus-Margonda-Cibubur-Cakung-Tanjung Priok) sepanjang 75 km dengan nilai Rp 97,5 triliun.
  • Jalur Kereta Api Lintas Pluit (Pluit-Daan Mogot-Kebayoran Lama) sepanjang 15 km dengan nilai Rp 19,5 triliun.
  • Jalur Kereta Api Sunter (Sunter-Cempaka Baru-Jatinegara) sepanjang 21 km dengan nilai Rp 27,3 triliun.
  • Monorel sepanjang 147 km (dibiayai swasta murni) dengan nilai Rp 33 triliun. Rincian proyek monorel:
a. Jalur Biru (Kampung Melayu-Cassablanca-Tanah Tomang).
b. Jalur Hijau (Rasuna Said-Gatot Subroto-SCBD-Gelora Senayan-Asia Afrika-Gatot Subroto).
c. Jalur Selatan (Cawang-Cibubur-Bogor).
d. Jalur Timur (Cikarang-Cawang-Kuningan).
e. Jalur Barat (Batu Ceper-Serpong).

B. Fasilitas Baru

  • Automatic Train Protection (ATP) System dengan nilai Rp 713 miliar.
  • Pembangunan workshop di Depok dengan nilai Rp 1,39 triliun.
(feb/hds)

Hide Ads