"Isu impor beras, kami tidak akan buka rekomendasi selama dalam negeri cukup. Kami 100% mengatakan tidak (impor)," tegas Amran saat ditemui di Gedung DPR Senayan Jakarta, Selasa malam (26/05/2015).
Ia juga sudah berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel. Amran menyatakan, Gobel setuju bila impor beras adalah solusi terakhir bila produksi di dalam negeri mengalami ganggguan.
"Kami sudah berkoordinasi kepada Mendag. Baru saya telepon, beliau mengatakan impor beras adalah langkah terakhir, yang penting tanam dulu," tuturnya.
Berbeda dengan musim lalu, saat ini proses panen padi dinilai Amran lebih kondusif. Cuaca juga lebih mendukung apalagi dana pertanian untuk target swasembada tahun ini cukup besar. Saat ini stok beras yang ada di Perum Bulog sejumlah 1,35 juta ton, dan Bulog sudah menyerap beras hingga 1,1 juta ton dari target yang dicapai tahun ini sebesar 2,75 juta ton.
"Kalau soal beras, kami mengatakan cukup. Tahun lalu kita impor 400.000 ton, hitungan akhir tahun stok 1,6 juta ton artinya impor tidak bermanfaat apa-apa. Kalau kami tetap ditanya (impor atau tidak), Insya Allah tahun ini beras cukup. Impor ini tidak ada manfaatnya," jelas Amran.
(Wiji Nurhayat/Wahyu Daniel)