Dalam keterangan tertulis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementan, Kamis (9/7/2015), langkah dalam menghadapi dampak perubahan iklim terutama el-nino, yakni:
- Melakukan rehabilitasi jaringan irigasi tersier yang mampu mengairi sawah seluas 1,17 juta ha lahan sawah dari target yang telah ditetapkan yaitu 2,6 juta hektar.
- Penyaluran pompa air dan traktor untuk percepatan tanam.
- Identifikasi potensi lahan rawa untuk pertanaman padi melalui Peta arahan pengembangan lahan rawa skala 1:50.000
- Penyiapan varietas toleran kekeringan dan genangan (banjir) melalui identifikasi plasma nutfah dan galur-galur harapan, hingga perakitan dan pengujian padi toleran/tahan terhadap cekaman kekeringan, rendaman, salinitas dan OPT serta teknik budidaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Limboto yang mampu menghasilan 6 ton/hektar, tekstur nasi sedang.
- Batutegi, potensi 6 ton/hektar, tekstur nasi pulen
- Towuti, potensi 7 ton/hektar, tekstur nasi pulen
- Situ Patenggang, potensi 6 ton/hektar, tekstur nasi sedang
- Situ Bagendit, potensi 6 ton/hektar, tekstur nasi sedang
- Inpari 10 Laeya, potensi 7 ton/hektar, tekstur nasi pulen
- Inpago 4, potensi 6,1 ton/hektar, tekstur nasi pulen
- Inpago 5, potensi 6,2 ton/hektar, tekstur nasi sangat pulen
- Inpago 6, potensi 6,2 ton/hektar, tekstur nasi sangat pulen
- Inpago 7, potensi 7,4 ton/hektar, tekstur nasi pulen
- Inpago 8, potensi 8,1 ton/hektar, tekstur nasi pulen
- Inpago 9, potensi 8,4 ton/hektar, tekstur nasi sedang.
(rrd/hen)