Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, di sela-sela kunjungannya ke Kendal, Jawa Tengah. Dalam perjalannya dari Semarang menuju perkebunan Plantera Fruit Paradise, tiba-tiba rombongan berhenti ketika melihat lahan jagung yang cukup luas yang sedang panen.
Amran turun dari kendaraan lalu menghampiri beberapa orang petani jagung yang tengah panen, di Dusun Pakeman, Kecamatan Patena, Kabupaten Kendal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jualnya Rp 2.700/kg untuk jagung pipil kering, pasarannya Rp 3.000/kg. Produktivitasnya sekitar 5-6 ton per hektar. Jagungnya masuk ke pedagang pengepul di Sukorejo," ungkap Potini, penjual jagung.
Mendengar jawaban petani, Amran bangga tapi setengah sebal. Karena produksi jagung petani sangat bagus dan berlimpah, namun Indonesia ternyata masih impor jagung.
"Lumayan ya harganya. Lihat ini ngapain kita beli dari Argentina. Kita sudah bisa ekspor tahun ini 320.000 ton. Gorontalo saja bisa ekspor 100.000 ton. Di Dompu, NTB harganya Rp 1.700/kg. Ibu ini nggak bisa berteriak, harus kita mewakili 6,1 juta petani jagung," ungkap Amran dengan dana geram.
Ia lalu memegang pundak potini dan petani jagung lainnya dengan meminta tetap meningkatkan produksi jagung dan bersabar.
(rrd/hen)