Mengingat pembangunan jalan tol ini menggunakan dana dari pinjaman pemerintah Jepang, melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
"Karena ini didanai dari pinjaman jepang, selalu ada persyaratan bahwa untuk proyek infrastruktur pakai JICA harus diprioritaskan penyediaan materialnya ke pada pemasok dari Jepang, atau perusahaan Indonesia yang terafiliasi dengan Jepang. Namun dalam perjalanannya, ternyata terdeteksi ada beberapa pilar yang terindikasi retak," ujar Hediyanto di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (29/7/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka tidak ingin kegagalan mereka diingat di masa mendatang. Jadi lebih baik pilar gagal itu dihancurkan saja dan mereka membangun kembali pilar yang aru," pungkas dia.
Biaya untuk membongkar dan membangun kembali pilar-pilar ini diproyeksikan bisa mencapai Rp 1,4 triliun. Biaya tersebut tidak hanya ditanggung oleh Kajima Cooperation tetapi juga oleh rekanannya di Indonesia yakni PT Waskita Karya (Persero).
(dna/dnl)