Menurut data Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diterima detikFinance, Selasa (11/08/2015) Indonesia terdapat tiga jenis ikan belut, yaitu belut sawah (Monopterus albus zuieuw), rawa belut (Synbranchus bengalensis Mc. Clell), dan belut bermata sangat kecil (Macrotema caligans). Belut sawah merupakan jenis paling dikenal di Indonesia, sedangkan belut rawa keberadaannya terbatas sehingga kurang dikenal.
Dilihat dari komposisi gizi, belut mempunyai nilai energi yang relatif tinggi, yaitu 303 kilokalori (kkal) per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan telur (162 kkal per 100 gram tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 gram).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian ikan belum mengandung leusin yang berguna untuk pembentukan protein otot. Asam glutamat sangat diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan asam aspartat untuk membantu kerja neurotransmitter. Tingginya kadar asam glutamat dalam belut belut membuat rasanya enak dan gurih.
Dalam proses pematangan sendiri, ikan belut tidak perlu ditambahkan penyedap rasa dalam bentuk monosodium glutamat (MSG). Kandungan arginin (asam amino nonesensial) pada belut dapat mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dikenal sebagai hormon pertumbuhan manusia (HGH). HGH ini yang akan membantu meningkatkan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Hasil tes laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin fungsi menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.
Belut juga kaya akan zat besi (20 mg/100 gram), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8 mg/100 gram). Belut juga kaya akan fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa tulang. Belum lagi kandungan vitamin A, vitamin B dan vitamin D.
Meskipun memilik kandungan nilai tinggi, gizi lemak dalam belut juga cukup tinggi, mencapai 27 gram per 100 gram. Lebih tinggi dari lemak dalam telur (11,5 gram/100 gram) dan daging sapi (14,0 gram/100 gram).
(dnl/dnl)