Sebelumnya pemerintah menargetkan proyek ini bisa selesai sebelum September 2015, kali ini target tersebut direvisi menjadi akhir 2016 dan beroperasi 2017, karena terhambat pembebasan lahan.
Kini progres konstruksi terowongan sudah mencapai 50% (600 meter) dari dua jalur terowongan sepanjang 1,2 Km yang menghubungkan Sungai Ciliwung (Inlet) dengan Kanal Banjir Timur (KBT) atau sisi oulet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Menteri Basuki menargetkan proyek ini bisa selesai lebih awal di Desember 2015 karena kendala lahan sudah semakin mendekati penyelesaian.
Sayangnya, hingga saat ini lahan yang sedianya menjadi titik inlet atau tempat masuknya air di sisi Sungai Ciliwung tak kunjung tuntas pembebasan lahannya.
Lahan yang yang dimaksud terletak di bagian inlet sodetan yang terletak di sekitar kawasan Bidara Cina. Lahan ini merupakan lahan milik negara yang pembebasannya membutuhkan Peraturan Daerah (Perda) dari Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok).
"Karena lahan tersebut sebenarnya adalah lahan negara, sehingga negara nggak bisa begitu saja mencairkan anggaran untuk membebaskan tanah itu. Butuh aturan khusus agar uang tersebut bisa dikeluarkan. Kalau tidak, negara bisa disalahkan karena mengeluarkan dana untuk membayar tanah yang sudah jadi milik negara," ujarnya.
Hingga saat ini, sebagian warga sudah bersedia pindah dari lokasi tersebut. Diharapkan proses pembebasan bisa selesai sebelum akhir 2015.
Proyek sodetan ini sendiri adalah pembuatan saluran air bawah tanah sepanjang 1,2 km dari Sungai Ciliwung sampai ke Kebon Nanas melalui bawah tanah di Jalan Otista.
Pembuatan sodetan dimaksudkan untuk mengurangi beban Sungai Ciliwung yang kerap luber lantaran daya tampungnya tidak cukup karena volume air yang tinggi saat musim hujan.
(dna/hen)