Era Jokowi, Bendungan Paling Banyak Dibangun di NTT

Era Jokowi, Bendungan Paling Banyak Dibangun di NTT

Maikel Jefriando - detikFinance
Senin, 28 Des 2015 14:36 WIB
Belu - Pembangunan infrastruktur dasar, yakni bendungan memang paling banyak dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air masyarakat, baik untuk air minum maupun pengairan ke sektor pertanian dan perkebunan.

Total bendungan baru yang akan dibangun berjumlah 49 bendungan dan 7 di antaranya ada di NTT. Sementara daerah lainnya, rata-rata hanya dibangun 2-3 bendungan.

"Memang kan kita semuanya tahu bahwa NTT daerah kering, jadi fokus bagaimana NTT bisa meningkatkan ketersediaan air," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mudjiadi‎ kepada detikFinance saat groundbreaking Bendungan Rotiklot di Belu, NTT, Senin (28/12/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

‎Selama ini, baru ada satu bendungan, yaitu Tilong di Kupang. Maka sekarang didorong 7 bendungan lainnya dan dua sudah mulai dibangun.

Pertama adalah bendungan Raknamo, Kupang‎. Pembangunannya dimulai pada akhir 2014 dan ditargetkan selesai 2018. Kedua adalah Rotiklot yang pembangunannya baru saja dimulai.

Lima bendungan lainnya yang akan dibangun dalam kurun waktu empat tahun mendatang‎ adalah Kolhua di Kupang, Temef di Timor Tengah Selatan, Napunggate di Sikka, Lambo di Nagekeo dan Manikin di Kupang.

‎"Waktu tahun lalu, Pemda minta 7 dan presiden menyanggupi, ini yang dibangun kedua, masih ada 5 lagi, 3 di pulau timur dan 2 di Flores. Jadi kita tergantung dari kecepatan perencanaan. Kemungkinan kalau ada APBNP, mungkin nanti 1 kita masukin di Flores, karena itu juga kering," paparnya.

Mudjiadi menambahkan, selama ini untuk mencukupi kebutuhan air, juga dibangun embung atau bendungan kecil sebanyak 200 unit. Namun jumlah tersebut masih belum cukup dari kebutuhan masyarakat.

"Kita sebelumnya sudah bangun sekitar 200 embung," tegasnya.

(mkl/drk)

Hide Ads