Mentan Gandeng KPPU dan KPK Berantas Spekulan Beras

Mentan Gandeng KPPU dan KPK Berantas Spekulan Beras

Muhammad Idris - detikFinance
Jumat, 12 Feb 2016 20:35 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Bandar Lampung - Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman mengungkapkan, kenaikan beras yang sempat terjadi di awal tahun ini merupakan ulah pemain besar yang menimbun beras. Indikasi itu terlihat dari anomali berupa lonjakan beras yang masuk ke sejumlah pasar induk hingga 2 kali lipat.

Amran menuturkan, urusan pemberantasan bentuk penimbunan  oleh pemain-pemain beras tersebut, diserahkan sepenuhnya ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), bahkan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Yang jelas ini anomali ketika stok lompat 2 kali lipat saat kita baru terkena El Nino, tahulah siapa-siapa yang bermain. (Kementerian) Pertanian, KPK, KPPU sudah komitmen rapatkan barisan kalau ada yang berani mainkan stok," katanya ditemui di Hotel The Seven, Bandar Lampung, Jumat (12/2/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Amran, perilaku penimbunan beras bisa dibilang pelanggaran berat karena menyangkut ketahanan negara.

"Ini mau ada musibah bencana nasional (El Nino), ada yang sengaja simpan beras, itu biar KPPU dan KPK. Beras nggak bisa sembunyi terus keluar sendiri, ada beras masuk dua kali lipat dari biasanya, dari mana itu," tandasnya.

Amran mengungkapkan, praktik spekulan pada komoditas beras bisa dilihat dengan membandingkan per periode Februari tahun lalu di 7 pasar induk.

"Di Cipinang Februari tahun lalu beras yang masuk 29.458 ton, tahun ini naik jadi 52.383 ton. Jadi sebelumnya berasnya ke mana?" tutur Amran.

Sementara stok di Februari 2015 di 6 pasar induk lainnya antara lain Pasar Johar Karawang 11.783 ton, Pasar Tanah Tinggi Tangerang 12.667 ton, Pasar Lamongan Surabaya 13.256 ton, Pasar Caringin Bandung 16.202 ton, Pasar Dargo Semarang 14.729 ton, dan Pasar Beringharjo Yogyakarta 6.481 ton.

Sekarang, rata-rata stok beras di 6 pasar induk pada Februari 2016 mengalami lonjakan dua kali lipat yakni Pasar Johar Karawang 20.953 ton, Pasar Tanah Tinggi Tanggerang 22.525 ton, Pasar Lamongan Surabaya 23.572 ton, Pasar Caringin Bandung 28.811 ton, Pasar Dargo Semarang 26.192 ton, dan Pasar Beringharjo Yogyakarta 11.650 ton.

"Padahal ada paceklik, tiba-tiba stok beras melimpah. Jadi nggak masuk akal, bahwa ini ada yang menyimpan karena memprediksi beras akan naik," tutup Amran. (hns/hns)

Hide Ads