Truk Pembawa Semen Pakai BBG, Semen Indonesia Hemat Rp 1 T/Tahun

Truk Pembawa Semen Pakai BBG, Semen Indonesia Hemat Rp 1 T/Tahun

Michael Agustinus - detikFinance
Jumat, 22 Apr 2016 11:25 WIB
Foto: Michael Agustinus
Jakarta - PT Semen Indonesia (Tbk) dan PT Pertamina (Persero) pagi ini menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tentang pengembangan potensi kerja sama bisnis sektor minyak dan gas.

MoU ini diteken langsung oleh Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto dan Direktur Utama Semen Indonesia, Suparni di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta.

Dwi menerangkan, bentuk kongkrit dari kerja sama ini adalah bantuan dari Pertamina untuk program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) yang dilakukan Semen Indonesia, dan pengembangan potensi panas bumi (geothermal) untuk sumber energi pabrik milik Semen Indonesia di Aceh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konversi dari minyak ke gas, kemudian pengembangan dan pemanfaatan geothermal yang di Aceh. Selama ini mayoritas sumber energi semen kan batubara, kurang bagus dari aspek lingkungan, pelan-pelan ada konversi," kata Dwi usai penandatanganan MoU di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/4/2016).

Menurut perhitungan Pertamina, Semen Indonesia bisa memperoleh efisiensi sebesar Rp 1 triliun per tahun berkat konversi minyak ke gas. Dalam setahun, truk-truk pengangkut semen menghabiskan BBM jenis solar senilai Rp 3 triliun. BBG menekan biaya transportasi hingga 30% sehingga hemat Rp 1 triliun.

"Biaya angkut di industri semen 15-20% dari total cost. Setahun (total cost) Rp 20 triliun, ada kira-kira (biaya transportasi) hampir Rp 3 triliun. Kalau bisa efisiensi 30% dari itu maka Semen Indonesia bisa mendapat efisiensi Rp 1 triliun per tahun," tukas dia.

Kerja sama konversi BBM ke BBG ini sudah mulai berjalan. Adapun pembangunan PLTP berkapasitas 50 MW untuk pabrik Semen Indonesia di Aceh masih persiapan.

"Yang sudah nyata adalah konversi dari solar ke gas untuk transportasi. Kemudian PLTP untuk pabrik di Aceh yang sudah groundbreaking. Volumenya 50 MW," ucap Dwi.

Jika kerja sama ini berjalan lancar, Pertamina berencana menggandeng pabrik-pabrik semen lain.

"Kalau dengan Semen Indonesia sukses, kita bisa kembangkan dengan pabrik-pabrik semen milik swasta. Kita akan melibatkan banyak perusahaan lain," tutupnya. (feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads