Mentan: Swasembada Beras Makin Cepat Kalau Rajin Makan Buah

Mentan: Swasembada Beras Makin Cepat Kalau Rajin Makan Buah

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 09 Mei 2016 14:55 WIB
Foto: Putri Akmal
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) bertekad mengurangi serbuan impor buah. Salah satu upayanya dengan pengembangan buah lokal lewat 'Revolusi Orange'.

Program ini menargetkan bisa mencetak 100.000 lahan baru untuk perkebunan buah dalam setahun.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, peningkatan produksi buah lokal tak hanya akan mengurangi peredaran buah impor, tapi juga bisa mengurangi konsumsi beras yang pada akhirnya mempercepat swasembada beras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau makan buah biaya kesehatan turun. Terlebih swasembada (beras) bisa lebih cepat, karena orang jadi berkurang makan nasi," kata Amran di acara soft launching Festival Buah dan Bunga Nusantara (FBBN) 2016 di kentor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (9/5/2016).

Selain itu, Amran menuturkan, dengan peningkatan produksi buah lokal, akan banyak sekali manfaat berantai seperti kesehatan masyarakat yang lebih karena berkurangnya konsumsi karbohidrat, dan peningkatan ekonomi di daerah.

"Banyak makan karbohidrat kan bikin diabetes. Kemudian pendapatan petani juga meningkat. Satu hektar lahan bisa tambahan penghasilan Rp 3 juta sebulan," jelasnya.

Dia menyebut, pengembangan buah lokal yang jalan di tempat ini bisa dituntaskan dengan gerak cepat, salah satunya masalah benih buah yang berkualitas.

"Masalahnya mau apa nggak. Kalau gerak sama-sama satu juta hektar tidak sulit. Ditjen Hortikultura siapkan benih buat 2017, kalau bisa bagikan gratis buat program Revolusi Orange ini," ujar Amran.

Berkurangnya konsumsi beras dengan peningkatan konsumsi buah juga diamini oleh Rektor Istitut Pertanian Bogor (IPB), Herry Suhardiyanto. Menurutnya, peningkatan produksi buah juga jadi bagian dari upaya diversifikasi pangan yang saat tengah digalakkan pemerintah.

"Ini (Revolusi Orange) juga merupakan bagian dari program diversifikasi pangan. Jangan hanya bergantung pada karbohidrat terus, itu kan bisa kurangi diabetes juga," ungkap Herry. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads