Program ini menargetkan bisa mencetak 100.000 lahan baru untuk perkebunan buah dalam setahun.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, peningkatan produksi buah lokal tak hanya akan mengurangi peredaran buah impor, tapi juga bisa mengurangi konsumsi beras yang pada akhirnya mempercepat swasembada beras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Amran menuturkan, dengan peningkatan produksi buah lokal, akan banyak sekali manfaat berantai seperti kesehatan masyarakat yang lebih karena berkurangnya konsumsi karbohidrat, dan peningkatan ekonomi di daerah.
"Banyak makan karbohidrat kan bikin diabetes. Kemudian pendapatan petani juga meningkat. Satu hektar lahan bisa tambahan penghasilan Rp 3 juta sebulan," jelasnya.
Dia menyebut, pengembangan buah lokal yang jalan di tempat ini bisa dituntaskan dengan gerak cepat, salah satunya masalah benih buah yang berkualitas.
"Masalahnya mau apa nggak. Kalau gerak sama-sama satu juta hektar tidak sulit. Ditjen Hortikultura siapkan benih buat 2017, kalau bisa bagikan gratis buat program Revolusi Orange ini," ujar Amran.
Berkurangnya konsumsi beras dengan peningkatan konsumsi buah juga diamini oleh Rektor Istitut Pertanian Bogor (IPB), Herry Suhardiyanto. Menurutnya, peningkatan produksi buah juga jadi bagian dari upaya diversifikasi pangan yang saat tengah digalakkan pemerintah.
"Ini (Revolusi Orange) juga merupakan bagian dari program diversifikasi pangan. Jangan hanya bergantung pada karbohidrat terus, itu kan bisa kurangi diabetes juga," ungkap Herry. (ang/ang)