IDB Apresiasi RI Tetap Tumbuh di Tengah Pelambatan Ekonomi

IDB Apresiasi RI Tetap Tumbuh di Tengah Pelambatan Ekonomi

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Selasa, 17 Mei 2016 21:27 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Indonesia kembali menjadi tuan rumah Sidang Tahunan Islamic Development Bank (IDB) setelah sebelumnya pernah diselenggarakan di Indonesia 1995 lalu. Agenda kegiatan IDB 2016 berlangsung selama 5 hari sejak 15 Mei sampai 19 Mei 2016.

Dalam sambutan pembukaan sidang tahunan ini, Presiden IDB  Ahmad Mohamed Ali Al-Madani, mengungkapkan kebanggaannya atas capaian ekonomi Indonesia yang masih tetap tumbuh positif di tengah gejolak ekonomi global.

"Kita telah menyaksikan bagaimana Indonesia mampu tumbuh di tengah perlambatan ekonomi global," kata Ahmad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak berhenti sampai di situ, Ahmad juga mengapresiasi keberhasilan Indonesia dalam menghadapi masa-masa krisis ekonomi di tahun 1997 dan bahkan bisa lolos saat krisis global di tahun 2008. Bangkitnya Indonesia hingga lolosnya dari krisis ekonomi beberapa tahun silam menjadi contoh bagaimana setiap negara mampu keluar dari gejolak ekonomi.

"Tahun 1995 kami bertemu dalam pertemuan tahunan di sini, dan kita sudah menyaksikan bagaimana Indonesia bisa keluar tanpa kesulitan dan krisis 1997 dan berhasil mengatasi dan melewati krisis 2008," ujar Ahmad.

Seluruh negara anggota IDB juga dituntut untuk bergerak cepat dalam sektor industri. Seluruh sumber daya alam yang tersedia harus mampu dimanfaatkan untuk memajukan sektor industri dalam negeri.

"Negara anggota kami tidak bisa bersaing bila bergerak secara lamban antara berbasis sumber daya alam dan mesin. Ini artinya IDB harus gandakan upaya untuk mendorong negara tersebut. Terutama kapitalisasi sumber daya alam, agar bisa memberikan kompetensi," tutur Ahmad.

Dia juga berpesan agar setiap negara anggota IDB harus mewaspadai gejolak perekonomian di negara mereka. Gejolak ekonomi yang sulit diprediksi di tengah pelemahan ekonomi global menjadi kekhawatiran bersama seluruh negara anggota IDB.

"Setiap negara harus mempelajari titik volatilitas mereka untuk mendorong pembangunan ekonominya dan mampu mengatasi krisis," jelas Ahmad.

Selain itu, dalam pembukaan Sidang Tahunan IDB ke 41 kali ini juga kedatangan anggota baru, yaitu Republik Guyana. Dengan bergabungnya Repunlik Guyana menjadi anggota IDB, maka saat ini ada 57 negara yang telah menjadi anggota IDB.


Gelar Islamic Youth Forum

IDB berencana menagdakan Islamic Youth Forum tahun depan. Gelaran acara tersebut untuk mendukung peran kaum muda dalam pembangunan ekonomi global yang kini jumlahnya melebihi separuh penduduk dunia.

Hal ini diungkapkan oleh Presiden IDB  Ahmad Mohamed Ali Al-Madani saat membuka Sidang Tahunan IDB ke 41 di hadapan ratusan delegasi anggota IDB dan tamu undangan di JCC, Senayan, Jakarta.

"Tindakan jangka panjang akan bergantung kaum muda baik laki-laki dan perempuan. Kaum muda mewakili 2/3 dari penduduk di dunia. Dengan berinvestasi pada generasi muda kita bisa mengatakan kaum muda merupakan kunci terhadap kedamaian masyarakat," terang Ahmad.

Menyadari banyaknya jumlah kaum muda di dunia, IDB berencana untuk menggelar Islamic Youth Forum pada 2017 mendatang. Rencana pagelaran acara tersebut akan bersamaan dengan Sidang Tahunan IDB ke 42 di 2017 mendatang.

"IDB berharap dapat menggelar Islamic Youth Forum sejalan dengan sidang IDB ke 42 tahun depan," ungkap Ahmad.

Forum yang akan dihadiri oleh seluruh anak muda dari negara-negara anggota IDB diharapkan dapat menjalin kerja sama bisnis dan juga mencari jalan keluar dari segala permasalahan yang ada di negara-negara anggota IDB.

"Forum ini menggelar cara-cara tantangan yang akan dihadapi kaum muda seperti bisnis, marjinalisasi dan merujuk kepada konflik yang berujung pada ekstrimisme dan kekerasan," tutup Ahmad. (hns/hns)

Hide Ads