Acara peluncuran yang berlangsung di Madrid tersebut dibuka oleh Dubes RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso dan Staf Ahli Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Laksamana (Purn) Dr. Marsetio, dihadiri oleh 67 pimpinan perusahaan infrastruktur maritim, baik investor, operator, maupun kontraktor yang belum pernah mempunyai kegiatan bisnis di Indonesia, dan media setempat.
Mr. Alfredo Bonet, Direktur Internasional Kamar Dagang Spanyol yang bertindak sebagai moderator dalam mengawali Seminar telah menyampaikan bahwa pihaknya pada 24-26 November 2015 menjadi anggota delegasi bisnis Spanyol ke Indonesia dalam rangka membuka Forum Bisnis Indonesia-Spanyol, berkesempatan menyaksikan sendiri perkembangan di Indonesia yang sangat potensial, kaya akan sumber daya, stabil dan memiliki regulasi investasi yang bersahabat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2014, nilainya baru mencapai US$ 15,70 juta (25 proyek) sementara pada 2015 mencapai US$ 56,59 juta (65 proyek), meningkat 300%.
Rangkaian seminar ini juga diselenggarakan untuk memelihara momentum positif tersebut, dan momentum keberhasilan kunjungan Menteri Negara Bidang Perdagangan Spanyol, Mr. Jaime García-Legaz, ke Jakarta (24-26 November 2015) yang membawa 35 pimpinan perusahaan besar Spanyol.
Mengenai rangkaian seminar 2016 dinyatakan bahwa temanya lebih fokus pada potensi investasi di sektor infrastruktur maritim dan pariwisata karena Pemerintahan Presiden Joko Widodo pada akhir Oktober 2014 telah menetapkan prioritas pembangunan nasional difokuskan pada sektor infrastruktur maritim yang tercermin pada meningkatnya alokasi anggaran pembangunan infrastruktur maritim yang mencapai lebih dari 100%, misalnya pada 2015 dialokasikan hanya Rp 250 miliar (US$ 18,5 juta), pada 2016 dialokasikan Rp 1,8 triliun (US$ 133,3 juta).
Disampaikan pula bahwa Presiden RI juga meningkatkan perhatian pada pembangunan infrastruktur sektor pariwisata untuk mendukung target peningkatan jumlah wisatawan internasional mengunjungi Indonesia, dari rata-rata 8 juta per tahun pada 2014, menjadi 20 juta per tahun pada 2019.
Pembangunan infrastruktur tersebut akan difokuskan di 10 destinasi baru dan untuk itu Pemerintah RI pada 2016 telah mengalokasikan anggaran US$ 2,9 miliar.
Anggaran tersebut masih jauh dari memenuhi karena untuk membangun infrastruktur pariwisata di 10 destinasi baru dibutuhkan anggaran sebesar US$ 20 miliar. Masih ada kekurangan biaya sekitar US$ 17 miliar.
Oleh karena itu, Pemerintah RI mengundang investor Spanyol untuk menanamkan modal di sektor pariwisata yang sangat potensial, seperti yang telah dilakukan oleh Kelompok Usaha Melia Hotel.
Dalam menutup sambutannya, telah disampaikan tentang hasil kunjungan kerja Presiden RI ke Eropa (Berlin, London, Den Haag, Brussels) yang telah berhasil menarik investasi dari negara-negara yang dikunjungi, totalnya mencapai US$ 20,7 miliar, seraya mendorong pengusaha Spanyol untuk meningkatkan lagi investasi ke Indonesia, karena Spanyol masih menempati posisi ke-10 dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya.
Sementara itu, Laksamana (Purn) Dr. Marsetio dalam sambutan pembukaannya telah menyampaikan tentang kebijakan nasional pembangunan infrastruktur maritim, antara lain bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki kapasitas untuk berkembang menjadi poros maritim dunia, sebuah konsep strategis yang memberikan visi pembangunan konektivitas antar pulau, industri pelayaran dan perikanan yang maju, transportasi laut terdepan serta memperkuat kapasitas pengamanan maritim.
KBRI Madrid mengharapkan penyelenggaraan Seminar ini juga merupakan forum membangun jejaring kerja (networking) antara para pengusaha Spanyol dan para pemangku kepentingan (stakeholders) di Indonesia. (drk/feb)