RI Kini Punya Asosiasi Pengembangan Biochar, Dipimpin Adik Prabowo

RI Kini Punya Asosiasi Pengembangan Biochar, Dipimpin Adik Prabowo

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 08 Jul 2025 23:23 WIB
Warga mengikuti pelatihan pembuatan biochar yang digelar oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kampung Papring, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (25/5/2025). Kegiatan pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan pemanfaatan limbah biomassa menjadi produk ramah lingkungan seperti arang biochar dan asap cair untuk kebutuhan pertanian dan pengendalian hama. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo Ketua Umum Asosiasi Biochar Indonesia Internasional.Foto: Dwi R/detikcom
Jakarta - Indonesia kini punya wadah pengembangan teknologi dan pemanfaatan biochar dengan diluncurkannya Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII). Asosiasi ini dipimpin oleh adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo.

Ketua Umum ABII Hashim Djojohadikusumo mengatakan Indonesia memiliki keunggulan sumber daya biomassa yang melimpah dan dukungan lintas sektor. Indonesia memiliki peluang besar menjadi pusat pengembangan teknologi dan pasar biochar global.

Mengutip situs Kementerian Lingkungan Hidup, Biochar adalah arang hayati hasil pengolahan limbah agrikultur seperti ampas tebu (bagasse) yang dapat menyerap emisi gas rumah kaca sekaligus merevitalisasi tanah yang tidak lagi optimal.

"Peluncuran ini menjadi tonggak awal dari perjalanan panjang untuk membawa biochar dari laboratorium dan lahan pertanian ke kebijakan publik, pasar karbon, dan solusi perubahan iklim global," ujar Hashim, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (8/7/2025).

Hashim juga meyakini Indonesia bisa menjadi negara adidaya dari biochar. Sebab, menurutnya tidak banyak negara di dunia yang memiliki sumber daya alam berupa biomassa seperti Indonesia.

"Jarang ada negara seperti kita. Mungkin hanyaIndonesia, DRC Kongo, Brasil, Venezuela. Negara-negara tropis yang punya biomassa luar biasa. Bukan berupa pertanian tapi juga berupa hutan," ujar dia.

"Ini adalah kekayaan kita, ini adalah suatu sumber luar biasa.Indonesia saya yakin, semua yakin bisa jadi adidaya, super power dari biochar," sambungnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif ABII Phil Rickard menjelaskan, biochar adalah arang hasil proses pirolisis biomassa organik seperti limbah pertanian (jerami, sekam, cangkang sawit, dan lainnya) dalam kondisi minim oksigen.

Proses ini tidak hanya menghasilkan bahan yang sangat berguna untuk pertanian dan reklamasi tanah, tetapi juga mampu menyimpan karbon dalam jangka panjang, menjadikannya salah satu teknologi andalan untuk mitigasi perubahan iklim.

Menurutnya, biochar terbukti meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, mempertahankan kelembapan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan bahkan membantu retensi unsur hara. Teknologi ini juga telah diakui dalam berbagai kerangka kerjaCarbon Dioxide Removal (CDR) secara internasional.

"Hasil pembakarannya adalah sesuatu yang terlihat seperti arang. Namun, tidak seperti arang biasa, biochar memiliki banyak manfaat ketika dikembalikan ketanah. Manfaat utamanya adalah meningkatkan kesuburan tanah dan daya serap air, yang tentu saja akan meningkatkan hasil panen setiap tanaman," kata Phil.

"Pertanyaan saya adalah kenapa ini penting untukIndonesia, dan kenapa kami melakukan ini? Karena di Indonesia ada lebih dari 100 juta ton limbah pertanian yang dihasilkan setiap tahun, dan harus melakukan sesuatu untuk hal tersebut," sambungnya.

Selain itu, salah satu masalahpolusi di Indonesia juga berasal dari lahan sawah dan delta karena sisa jerami dan limbah pertanian lainnya dibakar oleh petani. Bahkan, Kementerian LingkunganHidup (KLH) masih terus mencari cara pendekatan kepada petani untuk menghentikan kegiatan tersebut.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyambut positif peluncuran Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII) ke publik. Sebab, biochar masih belum banyak diketahui fungsi dan manfaatnya. Sehingga, potensinya yang besar ini harus segera dimanfaatkan, agar semakin diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Saya mewakili Mentan tentu saja menyambut positif, menyambut gembira peluncuran Asosiasi Biochar, di mana ini tampaknya sepele bagi orang, karena biasanya di saat orang membuat inisiatif atau ide baru, banyak orang ragu meragukan ataupun menertawakan. Dan paling utama, kami Kementan juga siap berkolaborasi dengan seluruh anggota Asosiasi Biochar," kata Sudaryono.

ABII dibentuk sebagai respons terhadap meningkatnyaurgensi penggunaan teknologi berbasis karbon dalammenghadapi tantangan perubahan iklim, degradasilahan, dan ketahanan pangan nasional. Dengan menjadi wadah lintas sektor, ABII bertujuan untuk:

1. Mengenalkan biochar kepada masyarakat luas, termasuk petani, pelaku industri, akademisi, pemerintah, dan masyarakat umum.

2. Mendukung pengembangan riset dan inovasi di bidang teknologi produksi biochar dan aplikasinyadalam berbagai sektor (pertanian, kehutanan, energi, dan reklamasi lahan).

3. Menyediakan forum komunikasi dan kolaborasiantara pelaku bisnis, peneliti, pembeli biochar, hinggapengambil kebijakan.

4. Mendorong standarisasi dan sertifikasi biochar agar dapat digunakan secara luas dengan kualitas yang terjamin.

(shc/hns)