"Pada tahun 2008-2009 berawal dari Eropa. Pada saat itu negara maju cukup yakin bahwa mereka bisa melewati masa ini namun kondisinya berubah 5 tahun berikutnya. Akibatnya harga komoditas turun dan juga Indonesia merasakan dampaknya," terang Sri Mulyani dalam seminar Challenges to Global Economy di The Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Berbagai kebijakan pemerintah di berbagai negara dalam mengantisipasi akibat krisis ekonomi 2008 tidak berbuah manis. Negara berkembang lainnya juga berdampak akibat krisis ekonomi yang juga dirasakan China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia juga tentunya merasakan efek dari krisis ekonomi global ini. Berbagai komoditas ekspor Indonesia hingga saat ini bahkan masih mengalami pelemahan harga yang menyebabkan nilai ekspor komoditas Indonesia tidak terlalu besar.
"Permintaan melemah dan ketika bicara tentang minyak dan gas di mana kami menjadi produsen. Selain itu juga ada sawit dan karet yang sangat penting bagi perdagangan Indonesia. Kombinasi dari pelemahan ekonomi global memberikan tantangan yang berat bagaimana bisa terus tumbuh dan meningkatkan permintaan yang sedang lemah," ujar Sri Mulyani. (hns/hns)