"Survei yang terakhir 0,04%, jadi masih cukup rendah. Itu di minggu kedua," terang Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung dalam jumpa pers di Gedung Thamrin BI, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2016).
Inflasi sebesar 0,04% didorong oleh penurunan mayoritas harga pangan di pasar. Namun, kenaikan harga cabai merah juga berkontribusi terhadap inflasi di pekan kedua Oktober.
"Pendorongnya semua turun, kalau kita lihat dari harga pangan semua turun kecuali cabai," ujar Juda.
Hingga akhir 2016, inflasi diperkirakan berada di batas bawah kisaran 4% plus minus 1%. Hingga saat ini, BI mencatat inflasi sepanjang tahun 2016 atau year ti date (ytd) sebesar 1,97% dan inflasi year in year (yoy) 3,07%.
"Inflasi akhir tahun diperkirakan batas bawah target. Maka year to date 1,97% dan 3,07 % year on year," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara di tempat yang sama.
Inflasi yang rendah disebabkan masih rendahnya tingkat konsumsi dan turunnya harga komoditas. Selain itu, stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga berkontribusi terhadap rendahnya inflasi.
"Sejalan dengan masih lemahnya permintaan domestik, kecenderungan menurunya harga input industri global, dan stabilnya rupiah," tutup Tirta.
(ang/ang)