"Kami sangat sadar, kalau mau berjaya lagi ke depan, maka petani juga terus berjaya, supaya proses itu berjalan," kata Wisman Djaja, Suistanability Agriculture Development and Procurement Director PT Nestlé Indonesia dalam Acara Apresiasi 150 Tahun Nestle di Panjang, Bandar Lampung, Sabtu (3/12/2016).
Program ini merupakan strategi bisnis dengan mengusung konsep Creating Shared Value (CSV) atau menciptakan manfaat bersama. Jadi baik petani maupun perusahaan sama-sama mendapatkan keuntungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak bekerja sendiri, tapi juga bermitra dengan pihak-pihak lain," ujarnya.
Ada beberapa persoalan utama yang sekaligus terselesaikan. Di antaranya adalah terkait dengan peremajaan kebun rakyat dan kemampuan petani untuk melakukan budidaya.
"Sudah hampir 40 tahun, perlu ada peremajaan kebun rakyat. Kemampuan petani dalam budi daya supaya dapat produksi tinggi dan memperhatikan lingkungan," terang Wisman.
Selanjutnya adalah akses ke pasar. Langkah yang ditempuh adalah dengan membuka akses serta memotong rantai perdagangan. "Jadi mata rantai perdagangan sampai ke Nestle, sehingga ada transparansi dalam harga sehingga petani bisa dapat margin lebih baik," imbuhnya.
Petani juga perlu untuk mendapatkan akses jasa keuangan yang lebih baik, yaitu dari perbankan. Tujuannya agar bertambahnya modal untuk meningkatkan produksi kopi.
"Petani kalau mau buat investasi tingkatkan produksi, tapi kemampuan keuangan terbatas. Jadi kita ciptakan akses ke perbankan. Kita siapkan skema agar punya akses ke perbankan," pungkasnya. (mkl/ang)