Ketua Umum Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI), Hasan Johnny Widjaja mengatakan, meski sebenarnya rasa kentang lokal lebih enak, pelaku industri lebih tertarik mengimpor kentang.
"Kentang dari Indonesia jarang ada tandingannya. Karena tumbuhnya itu di tanah vulkanik, di gunung-gunung berapi. Rasanya kalau dibandingkan dengan impor beda jauh," jelas Hasan kepada detikFinance, Jumat (8/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa pilih yang impor? Jelas penampilannya lebih bagus. Rasa nomor belakangan, untuk olahan pabrik mereka nggak butuh rasa, kan buat dikasih bumbu pas diolah, baru enak. Yang penting sesuai kualitas (ukuran besar), karena pengusaha berpikirnya bisnis. Coba saja Anda ke supermarket, itu kentang-kentang impor besar-besar," ujarnya.
Umumnya, lanjut Hasan, kentang impor didatangkan oleh pemasok di Indonesia dari 3 negara yakni India, Pakistan, dan Bangladesh.
"Kentang mau granola atau pun jenis atlantik, umumnya paling banyak asalnya dari India, Pakistan, dan Bangladesh. Dari China ada, tapi nggak besar," pungkas Hasan. (drk/drk)