Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dilakukan di batas tengah Tol Jakarta-Cikampek. Lajur kanan jalan akan ditutup untuk proses pengerjaan sedangkan bahu jalan di sisi kiri akan dilebarkan terlebih dulu untuk mengurangi kemacetan saat proses konstruksi.
Proyek serupa ternyata juga dilakukan di sejumlah negara, contohnya adalah Filipina yang membangun Metro Manila Skyway alias jalan tol layang Metro Manila yang juga dibangun di atas jalan tol yang telah beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita lihat pengalaman Filipina, mulai di 1995 yang sama dengan Jakarta-Cikampek II, membangun jalan tol di atas jalan tol," jelas Direktur Teknik Citra Metro Manila Tollways Corporation, Dodik Marseno dalam acara Coffe Morning Infrastruktur di Chef's Bakery, Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2016).
Sama seperti di Indonesia, masalah yang dihadapi saat pembangunan jalan tol layang tersebut adalah potensi kemacetan yang timbul mengingat ruas jalan di bawahnya adalah jalan tol aktif yang lalulintasnya cukup ramai.
Mengatasi permasalahan tersebut, sang pengelola jalan tol, CMMTC, memanfaatkan teknologi sosrobahu. Teknologi sosrobahu adalah engsel putar yang dipasang di antara ujung tiang pancang dengan kepala tiang alias pier head.
Dengan menggunakan teknologi ini, proses pengecoran alias casting dilakukan sejajar dengan as jalan. Sehingga bisa mengurangi kemacetan saat proses konstruksi.
"Casting saat konstruksi paralel dengan jalan jadi akan mengurangi space (penggunaan ruang jalan). Jadi konsepnya mengurangi kemacetan," tutur Dodik.
Pembangunan jalan tol melayang di atas jalan tol di Manila, Filipina pada waktu itu dilakukan sepanjang 16 kilometer (km). Di tahun mendatang, Filipina juga akan menggunakan teknologi sosrobahu untuk membangun satu ruas tol lagi.
"Selesai sekitar 16 km elevated kemudian 15 km yang under construction. Tahun depan ada satu ruas lagi konstruksi di Filipina," tutup Dodik.
Siapa sangka, teknologi ini ternyata adalah hasil penelitian penemu asal Indonesia.
"Penciptanya adalah Insinyur Tjokorda Raka Sukawati. Di Indonesia, teknologi ini pernah diterapkan saat pembangunan jalan tol Wiyoto-Wiyono tahun 1988," kata Praktisi Konstruksi Basuki Winanto dalam kesempatan yang sama. (dna/dna)