Secara akumulasi Januari - Desember 2016, juga tercatat surplus US$ 8,78 miliar.
"Surplus lebih berasal dari ekspor non migas, migas mengalami defisit. Itu posisi Desember 2016," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (16/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari total ekspor US$ 13,77 miliar, US$ 12,54 miliar di antaranya berasal dari ekspor non migas atau naik 1,13%. Sementara ekspor migas dari November 2015 ke Desember 2016 naik 11,66%
Peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah 10,67% menjadi US$ 443,9 juta, demikian juga ekspor hasil minyak naik 30,69% menjadi US$ 91,4 juta dan ekspor gas naik 10,18% menjadi US$ 696,4 juta
Suhariyanto menambahkan, kenaikan ekspor migas terjadi karena kenaikan volume sebesar 9,75% yang diikuti kenaikan harga migas. Sedangkan untuk eskpor non migas tercatat naik 1,13% secara nilai sedangkan volume turun sebesar 4,85%.
"Volume turun, nilai naik menandakan harga ekspor non migas di pasar internasional mulai meningkat untuk kopra, palm ooil, kernel oil, dan lain sebagainya," tutur Suhariyanto.
Secara akumulatif, ekspor Indonesia Januari-Desember 2016 mencapai US$ 144,43 miliar atau turun 3,95% dibandingkan periode yang sama tahun 2015, sedangkan ekspor non migas mencapai 131,35 miliar atau turun 0,34%.
Pangsa pasar ekspor:
- Amerika Serikat (AS) US$ 15,68 miliar
- China US$ 15,10 miliar
- Jepang US$ 13.21 miliar
- ASEAN US$ 28,74 miliar
- Uni Eropa US$ 14,41 miliar
Sementara impor Desember 2016 tercatat US$ 12,78 miliar atau naik US$ 110,9 juta (0,88%) dibandingkan dengan November 2016. Peningkatan nilai impor dipicu oleh naiknya impor non migas sebesar US$ 147,6 juta atau 1,35%. Sementara impor migas mengalami penurunan sebesar US$ 36,7 juta atau 2,13%.
Penurunan impor migas dipicu oleh turunnya nilai impor hasil minyak US$ 21,0 juta atau 2,13% dan gas US$ 75,2 juta atau 34,91%. Sebaliknya impor minyak mentah naik US$ 59,5 juta atau 11,37%.
Pangsa pasar impor:
- China US$ 30,69 miliar
- Jepang US$ 12,97 miliar
- Thailand US$ 8,60 miliar
- ASEAN US$ 25,09 miliar
- Uni Eropa US$ 10,65 miliar