Seperti yang dilakukan Samiaji (36), salah seorang petani Desa Bareng. Dia terlihat sibuk menumbuk buah Bintaro di pematang sawah miliknya. Getah buah dengan nama latin Carbera Manghas itu mempunyai kandungan racun yang mematikan bagi manusia maupun hewan. Tak pelak keberadaan buah ini ditakuti tikus.
Setelah dicampur dengan air, Samiaji memberi tumbukan buah Bintaro dengan karbit atau Kalsium Karbida yang biasa dipakai untuk mematangkan buah. Beberapa lembar popok bayi atau pampers bekas pakai pun dia siapkan. Karena bukan memakai perangkap, dia membunuh tikus dengan popok bayi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tentunya bukan untuk makan tikus, lanjut Samiaji, pampers yang telah dilumuri ramuan bintaro dan karbit dia gunakan untuk menutup lubang-lubang masuk ke sarang tikus dengan cara digulung. Secara otomatis, gas yang dihasilkan dari karbit bercampur getah bintaro menjadi racun ampuh membunuh tikus.
"Pampers disumpalkan selama 2-3 hari di lubang tikus. Kalau sudah terkena gas ini, tikus akan mati perlahan," ujarnya.
Ternyata metode digunakan oleh mayoritas petani di Desa Bareng selama setahun terakhir. Menurut mereka, penggunaan ramuan bintaro dan karbit lebih ramah lingkungan jika dibandingkan racun tikus.
"Bahan ini lebih ramah lingkungan dan efektif mengurangi populasi tikus sampai 90%. Hanya popok bayi yang belum bisa diurai yang sedang kami pikirkan solusinya," cetus Triyono, petani lainnya. (dna/dna)