Penetapan Emir sebagai tersangka cukup mengejutkan. Sebab, Emirsyah dikenal sebagai sosok yang berperan dalam meningkatkan kinerja Garuda yang sempat terpuruk.
Pada 1998, Emir sempat menjadi Executive Vice President Finance (CFO) Garuda Indonesia. Di posisi ini, Emir berperan penting dalam restrukturisasi keuangan Garuda Indonesia hingga 2001.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah 2 tahun di Danamon, Emirsyah akhirnya kembali lagi ke Garuda dan menduduki posisi Dirut. Emirsyah cukup lama memegang jabatan Dirut Garuda dari 2005-2014.
Saat masuk di Garuda, Emirsyah harus menangani perusahaan yang di ambang kebangkrutan. Kerugiannya mencapai Rp 5 triliun.
Bukan itu saja, pria yang akrab disapa Emir itu juga melihat suasana kerja di Garuda saat itu suram, tidak ada semangat di antara para karyawan. Ditambah lagi arus kas Garuda negatif, utangnya menggunung, hingga operasi perusahaan tidak efektif dan efisien.
Tak tinggal diam, Emir segera mereformasi Garuda. Emir membangun tim, mengharmoniskan hubungan antara para pimpinan dan karyawan dengan komunikasi yang baik.
Langkah selanjutnya, Emir meredefinisi road map Garuda dan menetapkan komitmen baru. Salah satu keputusan bisnis terpenting yang dibuatnya adalah fokus bisnis Garuda di Full Service Carrier di tengah kemunculan maskapai-maskapai baru yang berani banting harga.
Kerja keras Emir berbuah hasil. Di 2 tahun pertama kepemimpinannya, Garuda berhasil melalui masa survival, lalu memasuki masa titik balik di 2 tahun berikutnya, dan akhirnya bisa keluar dari krisis pada 2010.
Emir membawa Garuda yang tadinya nyaris bangkrut menjadi salah satu 10 besar maskapai terbaik dunia. Di 2014, Garuda diizinkan terbang ke Eropa setelah sebelumnya dilarang sejak 2005. Rating pelayanan Garuda juga naik dari bintang 3 ke bintang 5.
Bukan itu saja, Emir juga sebagai penggagas hanggar terbesar di dunia milik Garuda senilai Rp 585 miliar. Setelah sukses mendongkrak kinerja Garuda, Emir mengundurkan diri sebagai Dirut pada Desember 2014. Dia mundur lebih awal dari seharusnya pada Maret 2015.
Selepas dari Garuda, Emir sempat menjabat Komisaris independen Bank Danamon Tbk. Kemudian, pada 2015, Grup Lippo menggandeng Emir sebagai Chairman MatahariMall.com.
(hns/mkj)











































