Harga bahan pangan di TTI bisa lebih murah karena rantai distribusi bahan pangan dipangkas dari 8 menjadi 3 tahapan saja, yaitu dari petani, Bulog, dan langsung ke pedagang pengecer yang langsung berinteraksi dengan konsumen.
"Dari petani ke Badan Usaha Logistik (Bulog), lalu ke pengecer, dan langsung ke tangan konsumen," terang Spudnik kepada detikFinance, Jakarta, Senin (6/2/2017).
Baca juga: https://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/3414624/jual-daging-dan-cabai-murah-ini-lokasi-22-toko-tani-kementan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga bahan pangan di Toko Tani Indonesia Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance |
Dengan begitu, maka harga-harga sejumlah komoditas yang dijual di TTI bisa lebih murah hingga 50% dibanding harga pasaran yang ada.
Contohnya harga cabai rawit merah, jika biasanya di pasaran dijual dengan harga selangit, yakni Rp 120.000/kg, tapi di TTI harganya hanya berkisar Rp 60.000/kg.
Kemudian, harga beras Rp 8.000/kg, daging sapi Rp 80.000/Kg, daging kerbau Rp 65.000/Kg. Bawang merah Rp 14.500/0,5 Kg, cabai merah keriting Rp 10.000/0,25 Kg, gula pasir Rp 12.500/Kg, minyak goreng Rp 12.000/Liter dan bawang putih Rp 8,500/0,25 Kg.
Baca juga:https://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/3414713/kementan-tambah-toko-tani-hingga-1000-unit-di-jabodetabek.
Toko Tani Indonesia Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance |
Spudnik menambahkan, dengan harga yang lebih murah tersebut, diharapkan masyarakat bisa dengan mudah menjangkau berbagai komoditas pangan yang dibutuhkan.
"TTI ini upaya untuk memotong rantai pasok. Dari petani dan produsen langsung ke TTI. Itu keinginan dan garapan dari kita semua. Jadi memotong rantai pasok dan dapat dijangkau masyarakat," kata dia. (hns/hns)












































Harga bahan pangan di Toko Tani Indonesia Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance
Toko Tani Indonesia Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance