Sri Mulyani Diundang ke Pertemuan Tokoh Ekonomi Dunia di Kanada

Sri Mulyani Diundang ke Pertemuan Tokoh Ekonomi Dunia di Kanada

Maikel Jefriando - detikFinance
Jumat, 24 Feb 2017 10:20 WIB
Foto: Dok. KBRI Kanada
Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, diundang ke pertemuan tokoh ekonomi dunia di Kanada. Ini karena Indonesia mulai masuk ke radar The International Economic Forum for the Americas (IEFA).

"Potensi dan dinamika ekonomi Indonesia sangat luar biasa," kata Gill Ramillard, Presiden dan pendiri IEFA, saat pertemuan dengan Duta Besar Indonesia untuk Kanada Teuku Faizasyah di Montreal, Kanada dalam siaran pers yang dikutip detikFinance, Jumat (24/2/2017).

IEFA adalah lembaga independen berpengaruh di Kanada yang menggelar pertemuan tahunan para tokoh dunia di Montreal (Conference of Montreal/CoM), Toronto (Toronto Global Forum/TGF) dan Florida, Amerika Serikat (World Strategic Forum), sejak 1994. Setiap tahun, ratusan pejabat pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CEO perusahaan multinasional, ekonom, dan pengusaha kondang menjadi pembicara di forum-forum itu dan berdiskusi mengenai masalah-masalah global. Beberapa tokoh yang pernah tampil dalam forum-forum IEFA, antara lain Chairman The Fed AS Alan Greenspan, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, dan Dirjen UNESCO Irina Bokova.

Ramillard mengaku telah mengirimkan undangan kepada Sri Mulyani untuk menjadi pembicara dalam TGF bulan Oktober nanti. "Kami berharap Menteri Sri Mulyani dapat membagikan pengalaman dan kebijaksanaan (wisdom)-nya dalam mengelola keuangan negara sebesar Indonesia di tengah perekonomian dunia yang penuh ketidakpastian (uncertainty) ini," katanya.

Sementara itu, CoM diselenggarakan 12 – 14 Juni 2017, dengan tema utama energi dan infrastruktur.

Sejumlah pembicara sudah memberikan konfirmasinya, antara lain, Pangeran Albert II (Monako), mantan PM Italia Enrico Letta, dan Juru Runding Uni Eropa untuk Brexit Michel Barnier. Seperti tahun-tahun sebelumnya, CoM diperkirakan akan dihadiri oleh sekitar 3.000 peserta. Dubes Faizasyah menyambut gembira keinginan IEFA melirik Indonesia. "Memang sudah waktunya IEFA mulai melibatkan Indonesia," katanya.

Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara tujuan investasi dan ekspor terbesar bagi Kanada. Meskipun volume perdagangan kedua negara masih berkisar pada angka US$ 3 miliar per tahun dan investasi Kanada di Indonesia baru mencapai US$ 600 juta, menurut Dubes Faizasyah, potensi bagi pengembangannya masih terbuka luas.

"Bayangkan, FDI Kanada ke luar negeri mencapai US$ 810 miliar. Peluang untuk mengalirkannya ke Indonesia sangat besar," pungkasnya.

Dengan pertimbangan itu, kehadiran tokoh dunia dari Indonesia pada forum-forum IEFA tentunya akan semakin membuka wawasan para peserta mengenai Indonesia. Secara khusus Dubes Faizasyah menunjuk kemiripan tema CoM dengan fokus pemerintah Indonesia saat ini, yaitu pembangunan infratruktur dan energi.

Itulah sebabnya, Penasehat Utama Quebec Global (QG) 100 Dubes Alain Dudoit turut mendorong kehadiran pejabat tinggi Indonesia dalam CoM. QG100 adalah perkumpulan CEO 100 perusahaan di Provinsi Quebec yang telah beroperasi di 167 negara. Sebanyak 20 anggota QG100 telah beroperasi di Indonesia.

"Promosi mengenai potensi investasi di Indonesia harus lebih digiatkan lagi di Kanada," kata mantan Dubes Kanada untuk Polandia dan Spanyol itu.

Seusai menjadi pembicara utama pada Forum Investasi yang digelar KBRI Ottawa pada Mei 2016, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (saat itu), Franky Sibarani, sempat berdialog dengan sebagian CEO anggota QG100. Pasca pertemuan, beberapa CEO menyampaikan komitmennya untuk mengunjungi dan menjajaki peluang investasi di Indonesia.

"QG 100 terus mendorong anggotanya untuk memperluas operasinya hingga ke Indonesia, terutama melalui investasi langsung," kata Dubes Dudoit. (mkj/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads