"Di 2016 ada 22 nilai kerugiannya Rp 5,6 triliun. Angka triwulan I ada 25 BUMN dengan nilai kerugian mencapai sekitar Rp 3 triliun," jelas Sekretaris Kementerian BUMN Imam A. Putro dalam Media Gathering Kementerian BUMN di Wikasatrian, Bogor, Jumat (28/4/2017) malam.
Di tahun ini, Kementerian BUMN menargetkan hanya ada satu BUMN yang mengalami kerugian, yaitu Merpati. Pasalnya Merpati sudah tidak beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menekan jumlah BUMN yang rugi menjadi hampir nol, Kementerian BUMN mengupayakan sinergi antara BUMN. Misalnya memberdayakan aset yang dimiliki BUMN rugi ke sektor bisnis lain.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, mengurangi jumlah BUMN yang rugi juga bisa dilakukan dengan menjalin sinergi antara BUMN sejenis.
"Sebagai contoh kita banyak sekali program untuk pertanian atau penghijauan. Kita tekankan antar BUMN kalau ada program seperti ini ada dua BUMN, yaitu SHS dan Pertani," tutur Rini.
Selain itu, untuk BUMN yang penjualannya anjlok juga perlu dilirik oleh BUMN lain untuk dibantu dari sisi penjualannya. Rini mencontohkan bagaimana BRI memesan batik dari BUMN garmen Primissima yang berlokasi di Yogyakarta.
"Pabrik bahan batik Primissima setelah lihat kualitasnya ternyata BRI sudah mulai memesan pertama kali dalam 10 tahun 2016 mulai untung," tutur Rini. (hns/hns)