Rinciannya, flyover Dermoleng 650 meter (progres 62%), flyover Klonengan 1.011 meter (82%), flyover Kedambi 470 meter (72%), dan flyover Kretek 700 meter (42%).
"Nanti 10 Juni sampai 15 Juni seluruhnya akan dapaf dioperasikan. Jadi mudah-mudahan ini bisa mengurangi atau mengeliminasi kemacetan yang biasanya terjadi pada saat mudik," katanya di lokasi pembangunan Flyover Klonengan, Tegal, Sabtu (29/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca juga: Perbaikan Jalur Pantura Dikebut, Ini Penampakannya
Oleh sebab itu, perlu jalan keluar berupa jalan layang agar tidak ada waktu yang tersita ketika kereta api melintas.
"Di sini, kalau hari biasa ada 90 kali berhenti perlintasan kereta api. Dengan masing-masing pemberhentian itu lima menit. Pada saat mudik, karena ada tambahan kereta, bisa sampai 97 kali. Dikali lima menit jadi sekitar 450-an menit atau sekitar delapan jam mengantre. Bisa dibayangkan kalau pada saat mudik, tiap hari berhenti delapan jam, itu bisa menyebabkan kemacetan yang sangat panjang," jelas Basuki.
![]() |
Basuki mengatakan progres pekerjaan keempat flyover ini terhitung cepat karena sesuai dengan target meskipun sempat terganggu oleh kendala hujan dan sedikit di pembebasan lahan. Namun dengan pembebasan lahan yang telah rampung 100%, ia optimistis keempat flyover dengan total panjang sekitar 2,8 km tersebut bakal rampung dua minggu sebelum Lebaran nanti.
"Ini dikerjakan dengan sangat cepat dan dikerjakan 24 jam karena memang didedikasikan untuk selesai mudik ini," tutur Basuki.
Anggaran Rp 350 miliar
Anggaran yang dikeluarkan untuk membangun keempat flyover tersebut mencapai Rp 350 miliar. Adapun masing-masing flyover memiliki kebutuhan dana pembangunan yang berbeda-beda, di samping panjang flyovernya yang juga bervariasi.
Jalan layang Dermoleng dengan total panjang 650 meter membutuhkan dana Rp 60 miliar , jalan layang Klonengan 1.011 meter dananya Rp 110 miliar, jalan layang Kesambi 470 meter Rp 58 miliar, dan Kretek 700 meter dana pembangunannya Rp 120 miliar.
"Ada empat flyover dengan total panjang sekitar 2,8 km. Semua total anggarannya ini sekitar Rp 350 miliar," terang Basuki.
![]() |
"Dengan teknologi itu kita bisa lebih cepat, lebih efisien kerjanya. Karena dia ringan, cepat, harganya kompetitif. Kan ada masa-masa pilihan kita harus lebih cepat kerjanya karena ini untuk mudik. Dari biasanya kita bikin flyover 10-12 bulan, ini hanya 180 hari atau enam bulan. Jadi 30-40% hemat waktu," ungkap Kepala Balitbang, Danis H. Sumadilaga di kesempatan yang sama.
(hns/hns)