Lahan Terbatas, RI Baru Bisa Swasembada Bawang Putih 2033

Lahan Terbatas, RI Baru Bisa Swasembada Bawang Putih 2033

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 08 Mei 2017 11:28 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Dari total kebutuhan 400.000 ton bawang putih per tahun, sebanyak 95% masih harus bergantung pada impor. Impor tersebut mayoritas dari China, sebagian lagi dari India.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto, mengatakan jika mengacu pada target, bawang putih baru bisa swasembada tahun 2033.

"Karena bawang putih ini cukup berat dibandingkan komoditas lain. Bayangkan 95% impor, itu harus bertahap dilakukan, tidak bisa cepat," kata Prihasto kepada detikFinance, Senin (8/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Target Swasembada Bawang Putih: Tahun 2033

Keterbatasan lahan salah kendala utamanya. Diungkapkannya, berbeda dengan tanaman lain, bawang putih dengan varietas yang ada saat ini baru bisa dikembangkan di dataran tinggi berhawa sejuk, meski tidak menutup kemungkinan bisa ditanam di dataran rendah asal ada pengembangan bibit.

"Masalah bawang putih tak bisa cepat karena lahan sudah terbatas di dataran tinggi, harus bersaing dengan tanaman lain. Tidak bisa buka hutan hanya untuk tanam bawang putih," ujar Prihasto.

Lanjutnya, saat masih swasembada pada dekade 1990-an, lahan tanam bawang putih saat itu mencapai 28.000 ton, namun kemudian banyak petani beralih ke tanaman lain lantaran harga bawang putih kalah bersaing dengan impor.

Baca juga: Genjot Produksi Lokal, Importir Diwajibkan Tanam Bawang Putih

"Kita tahun 1996 masih swasembada bawang putih. Lahannya banyak sekali di dataran tinggi, tahun 1998 kita mencatat lahan tanam bawang putih masih ada 28.000 hektar, sekarang area lahan bawang putih secara nasional hanya sekitar 2.000 hektar. Drastis sekali turunnya," tandasnya. (idr/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads