Jalan tol pertama di Pulau Borneo ini ditargetkan beroperasi keseluruhan pada 2019. Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) seperti dikutip detikFinance di Jakarta, Selasa (16/5/2017), hingga minggu kedua Mei, progres fisik atau konstruksi tol ini telah mencapai 17,13% sedangkan proses pembebasan lahan telah mencapai 92,28%.
Dari lima seksi yang ada, Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi Kaltim memberikan dukungan pembangunan konstruksi seksi 1 dan seksi 5 sehingga proyek jalan tol tersebut layak secara finansial. Sementara untuk seksi 2, 3 dan 4 menjadi tanggung jawab BUJT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seksi 2 yang menyambungkan Sambora-Muara Jawa sepanjang 30,98 km telah mencapai progres lahan sebesar 99,72%. Seksi 3 dari Muara Jawa ke Palaran sepanjang 17,5 km telah bebas 95,07% lahannya dan seksi 4 dari Palaran ke Samarinda sepanjang 17,95 km telah bebas 80,18% lahannya. Seksi 2, 3 dan 4 yang merupakan tanggung jawab BUJT ini memang belum banyak progres konstruksinya lantaran masih fokus pada pengadaan lahan. Progres konstruksi secara keseluruhan untuk ketiga seksi ini baru mencapai 6,6%.
Sedangkan untuk seksi 5 (Balikpapan-Bandara Sepinggan sepanjang 11,09 km, saat ini progres tanahnya telah mencapai 71,35% dengan progres fisik sebesar 5,55%.
Hingga saat ini, beberapa pekerjaan jalan masih terus dilakukan pada masing-masing seksi, seperti kegiatan gali timbun, galian struktur jembatan, pengecoran pile cup hingga pengecoran rigid. Konstruksi Tol Balikpapan-Samarinda berjalan simultan dengan pembebasan lahan agar proses pengerjaan dapat memenuhi target waktu penyelesaian. (dna/dna)