RI Tawari China Proyek Infrastruktur di Bitung Hingga Sumut

RI Tawari China Proyek Infrastruktur di Bitung Hingga Sumut

Michael Agustinus - detikFinance
Selasa, 23 Mei 2017 14:33 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra/detikFinance
Jakarta - Dalam Konferensi Tingkat Tinggi One Belt One Road (KTT OBOR) di China 2 pekan lalu, pemerintah menawarkan berbagai proyek infrastruktur ke investor China. Indonesia tak mau ketinggalan dari Pakistan, Malaysia, dan Filipina yang sudah mendapat banyak komitmen investasi dari China saat KTT OBOR.

Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Panjaitan, menceritakan, KTT OBOR dihadiri 29 kepala negara/kepala pemerintahan, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain itu dihadiri pula perwakilan World Bank dan IMF.

Adapun topik utama dalam KTT itu adalah kerja sama infrastruktur dan pembangunan masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"China ini, kita suka atau enggak suka, duitnya banyak nih, US$ 3 triliun. Mereka kan mau jualan uang juga, kalau bond kan 1 persen, tapi kalau investasi kan 3 sampai 4 persen. Dalam forum itu, mereka kasih tawaran, minta kerja sama dengan negara lain. Misalnya Pakistan sudah dapat komitmen US$ 60 miliar, Malaysia US$ 30 miliar, Filipina US$ 24 miliar, dan lain lain. Nah kita juga mau. Kita konsentrasikan tiga area dengan partner Indonesia," kata Luhut dalam coffee morning di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (23/5/2017).


Proyek utama yang ditawarkan Jokowi ke China adalah jalan tol, kereta api, properti, lapangan terbang, pelabuhan, hingga kawasan industri di Bitung. Itu semua terintegrasi.

"Pertama proyek Bitung. Integrasi toll road, kereta api, industrial park, listrik, property area, lapangan terbang, sama pelabuhan. Kalau Bitung ini jalan, jalan kereta apinya sampai Gorontalo. Ini akan jadi kawasan tersendiri. Ini bisa jadi hub juga buat ke tempat-tempat lain, bisa ke Bunaken. Dari situ dia bisa ke Bali," papar Luhut.

Kemudian proyek besar lain yang ditawarkan adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan smelter di Kayan, Kalimantan Utara (Kaltara). Sungai di sana punya potensi energi sampai 7.200 MW, sangat cukup dan efisien untuk smelter yang membutuhkan banyak listrik. Perusahaan asal China, CITIC, berminat masuk ke sana.


"Kedua di Kaltara. Di sana ada potensi listrik 7.200 MW. Terus kita bikin smelter disitu, dia bisa bikin sampai turunannya. Saya ketemu sama CITIC. Mereka bersedia untuk masuk kesana karena mereka punya kemampuan hydropower. Kebetulan Inalum mau masuk juga, Inalum butuh 1.500 MW listrik, jadi bisa berpartner," cetusnya.

Selain itu, ada proyek infrastruktur terintegrasi di Sumatera Utara (Sumut). Yaitu jalan raya dari Kuala Tanjung-Parapat-Sibolha-Pekanbarui-Duri-Dumai.

"Infrastruktur dari Kuala Tanjung - Parapat - Sibolga - Pekanbaru - Duri - Dumai. Jadi semua terintegrasi dengan semua," tutupnya. (mca/hns)

Hide Ads