Menurut perencana keuangan, Eko Endarto, ada beberapa faktor yang membuat konsumsi masyarakat di bulan Ramadan mengalami peningkatan. Salah satunya ialah faktor emosional.
Di bulan Ramadan ini, masyarakat bakal lebih banyak bebelanja atau mengkonsumsi hal-hal yang berkaitan dengan religi itu sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya mengatakan, jika sudah berhubungan dengan emosional, maka masyarakat biasanya tidak akan melihat nilai dari suatu barang itu sendiri. Padahal, barang-barang tersebut belum tentu menjadi kebutuhan yang penting.
"Orang beli bukan karena butuh, tapi karena merasa harus ada takjil kalau buka (emosi). Karena memang adanya saat Ramadan," terangnya.
Selain itu, faktor lain yang membuat konsumsi masyarakat meningkat ialah hawa nafsu yang berlebih. Selama puasa di siang hari, masyarakat harus menahan segala godaan dan hawa nafsunya, termasuk urusan belanja.
Namun ketika sudah masuk waktu berbuka, perilaku lapar mata akan banyak terjadi di masyarakat hingga mengakibatkan pengeluaran membengkak.
"Orang menganggap buka puasa sebagai balas dendam karena siang puasa. Jadi mereka enggak mikir uang yang keluar. Kalau sudah emosi, biasanya harga menjadi nomor dua," tukasnya. (ang/ang)