Menurut pedagang, harga daging naik karena ditambahkan dengan harga jeroan. Jadi, selama Ramadan, jeroan tidak laku dijual karena konsumen lebih banyak mencari daging.
Alhasil, daripada rugi, harga jeroan ditambahkan ke daging sapi segar. Tapi setelah Lebaran, jeroan mulai dibeli, sehingga pedagang tak lagi membebankan harga jeroan ke daging sapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Harga Daging Sapi Turun ke Rp 120.000/Kg |
"Karena (jeroan) mulai terjual, jadi kita bisa jual daging Rp 120.000. Pedagang bakso, soto, mulai pada buka. Tetelan, jeroan bisa terjual," ujarnya.
Hal yang sama juga diamini Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi. Menurutnya harga daging sapi sempat naik saat Ramadan karena ada beban harga dari jeroan yang tidak laku.
"Adanya kenaikan karena faktor tidak terjualnya jeroan, tetelan, itu yang menyebabkan terkontaminasinya angka yang tadinya tidak ada perubahan terjadi perubahan, karena tetelan, jeroan, tulang iga, itu enggak begitu laku," jelasnya. (hns/hns)