Inflasi Juni yang sebesar 0,69% justru lebih banyak dipicu penyesuaian tarif listrik 900 VA, kenaikan tarif angkutan udara, dan kenaikan tarif angkutan antar kota. Adapun inflasi bahan pangan sebesar 0,69%, dengan andil yang kecil ke inflasi Juni yaitu 0,14%.
"Satu catatan di sini gejolak bahan pangan seperti daging dan beras tidak terjadi di Lebaran ini," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor BPS, Senin (3/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,14% terjadi karena kenaikan harga sayuran yang andilnya kecil, misalnya bawang merah dan daging ayam 0,03%, pepaya 0,02%. Kemudian, sayuran-sayuran kecil seperti pepaya muda kentang, mentimun, wortel, bayam, masing-masing 0,01%.
Suhariyanto menambahkan, tiga pemicu inflasi adalah, pertama, penyesuaian tarif listrik 900 VA menyumbang 0,17% terhadap inflasi Juni.
"Kita semua tahu apa yang terjadi di sana komoditas dominan di sana penyesuaian tarif listrik 900 VA. Ada pengalihan subsidi, tadinya menerima subsidi, tapi sebetulnya mampu. Sumbangannya 0,17%," jelas Suhariyanto.
Baca juga: BPS: Inflasi Juni 0,69% |
Kedua, kenaikan tarif angkutan udara, dengan sumbangan ke inflasi sebesar 0,12%. Ketiga, kenaikan tarif angkutan antar kota, dengan peningkatan andil sebesar 0,08% terhadap inflasi Juni
Sebagai informasi, inflasi tertinggi di kota Tual (Maluku), sebesar 4,48%. Inflasi terendah terjadi di Merauke (Papua) sebesar 0,12%. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Singaraja (Bali) sebesar 0,64%, sedangkan deflasi terendah terjadi di Denpasar (Bali) sebesar 0,04%. (hns/hns)