Bisnis Kedai Kopi Booming Karena Orang RI 'Latah' Minum Kopi

Bisnis Kedai Kopi Booming Karena Orang RI 'Latah' Minum Kopi

Muhammad Idris - detikFinance
Rabu, 05 Jul 2017 17:26 WIB
Foto: Pamit Coffee di Dieng (Randy/detikTravel)
Jakarta - Meski sudah dibudidayakan sejak zaman Kolonial Belanda, budaya minum kopi di Indonesia belum sebaik negara-negara lain. Konsumsi per kapita kopi masyarakat Indonesia pun terbilang masih. Baru beberapa tahun belakangan ini banyak kedai atau kafe kopi bermunculan.

Menurut Direktur 5758 Coffee Lab, Adi Taroepratjeka,budaya menyeruput kopi, dalam hal tren penikmat kopi, baru menjalar beberapa tahun terakhir. Tepatnya setelah jaringan gerai kedai kopi asing mulai merambah ke Indonesia.

"Bukan populer minum kopi belakangan ini, tapi lebih tepatnya latah minum kopi. Trennya sekitar 10 tahun ke belakang, tepatnya ketika jaringan kopi asing besar buka cabang ke Indonesia," ujar Adi saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (5/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai menjamurnya kedai-kedai kopi di Indonesia ini ikut menggeser selera masyarakat, khususnya kalangan muda, yang mulai menggemari kopi Arabica. Lantaran kafe-kafe kopi yang bermunculan cenderung menjual kopi beraroma premium yang notabene didominasi Arabica.

"Kopi zaman orang tua dulu ya Robusta, kopi harus pahit, harus gula dan sebagainya. Sekarang generasi muda sudah mulai bergeser ke Arabica yang rasanya asam dan fruity," kata Adi.

Beberapa varietas kopi Arabica antara lain kopi Gayo, Kopi Mandailing, kopi Bali, Kopi Toraja, kopi Wamena, dan kopi lainnya yang berasal dari dataran tinggi di Indonesia. (idr/ang)

Hide Ads