Ian, salah seorang pedagang telepon seluler di Roxy Square, mengaku cukup frustasi dengan sepinya pengunjung sejak beberapa tahun terakhir. Menurutnya, mal tersebut sudah sepi sejak tahun 2010.
"Lebih banyak bengong melamun. Karena sepi minta ampun. Sudah sepi dari lama, sekitar tahun 2010, kalau dengan mal sebelah (ITC Roxy), memang ini kalah saing. Sudah banyak sekali yang tutup tahunan lalu, ada yang tutup juga karena hari Sabtu dan Minggu," ujar Ian kepada detikFinance ditemui di tokonya, Minggu (16/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, menurut dia, terkadang dalam seharian penuh dirinya tak menjual satu pun barang. "Sudah seringkali dari pagi sampai sore enggak ada yang beli satu pun. Sering banget," keluh Ian.
![]() |
Sementara itu pedagang DVD game yang tidak ingin disebutkan namanya, menjelaskan penurunan pengunjung paling terasa terjadi sejak tahun 2010 atau tepatnya setelah selesainya fly over Jalan Kyai Tapa yang mengarah ke Tomang.
"Dulu awal-awal dagang di sini dari tahun 2004 masih sedikit ramai. Tapi kemudian di tahun 2010 setelah fly over jadi depan mal, pengunjung mulai turun. Orang agak susah buat masuk ke sini, putar baliknya juga repot. Mulai saat itu, semakin ke sini semakin sepi. Sudah kayak tiduran saja di sini. Orang sepi begini enggak ada yang datang," kata dia.
Selain kalah bersaing dengan mal tetangga, ITC Roxy, keterpurukan pedagang di Roxy Square semakin diperparah dengan merebaknya tren belanja online belakangan ini.
"Sudah begitu kita dihajar online, orang semakin malas datang ke mal. Kalau yang di bawah itu jualan handphone bisa jualan online, kalau macam saya ya susah buat dijual online," ungkapnya.
![]() |
Dirinya menuturkan, alasan bertahan di Roxy Square lantaran tak ada pilihan lain. Setidaknya meski dilanda sepi, masih ada pembeli yang datang ke tokonya dalam beberapa waktu.
"Mau usaha lain enggak bisa. Mau pindah ke ITC Roxy enggak kuat bayar sewa, di sana setahun sewa Rp 100 juta ke atas, di sini Rp 20 juta setahun. Enggak jaminan juga kalau pindah bisa laris. Karena enggak ada pilihan lain, jadi bertahan saja," tuturnya.
(idr/mkj)