Kepala Pasar Induk Cipinang, Endang Sundhara mengatakan, kondisi ini terlihat dari aktivitas bongkar muat beras yang terpantau menurun hampir setengahnya.
Endang menuturkan, dari data yang dimiliki Pasar Induk Cipinang, biasanya ada 2.000-3.000 ton beras dari sejumlah daerah yang masuk setiap hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, dalam tiga hari terakhir, terjadi penurunan pengiriman beras hampir setengahnya.
"Per hari rata-rata 2.000-3.000 ton. Tiga hari belakang 1.800-an ton. Kalau Senin biasanya di atas 3.000 ton," terang Endang kepada detikFinance, Kamis (26/7/2017).
Menurut informasi yang diperoleh Endang, sejumlah pemasok beras dari daerah ke Pasar Induk Cipinang menghentikan pengirimannya sebagai bentuk protes terhadap Peraturan Kementerian Perdagangan No. 47 Tahun 2017 yang mengatur tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) beras sebesar Rp 9.000 per kg.
"Dari pengamatan di lapangan, ini pengaruh dari harga eceran tertinggi yang diberlakukan oleh Kementerian Perdagangan Rp 9.000/kg. Sebetulnya armada daerah yang bermasalah tidak kirim barang ke sini, dari daerah Cirebon, Indramayu," ujar Endang.
Selain itu, suasana di Pasar Induk Beras Cipinang juga nampak lengang, tak seperti biasanya. Nampak puluhan toko beras tutup.
Toko-toko yang tutup itu berada di blok GA, GB, FB, dan D5. Tak cuma toko beras tutup, aktivitas bongkar muat yang biasanya ramai juga terlihat sepi. (hns/hns)