Begini Skema Pengalihan Bongkar Muat Barang dari JICT

Begini Skema Pengalihan Bongkar Muat Barang dari JICT

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 03 Agu 2017 15:29 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Proses bongkar muat barang di terminal Jakarta International Container Terminal (JICT) hari ini tidak bisa dilakukan. Hal ini terjadi karena dilakukannya aksi mogok kerja yang diikuti 600 pegawai yang tergabung dalam Serikat Pekerja (SP) JICT.

Akibatnya, proses bongkar muat dialihkan ke beberapa terminal terdekat JICT. Kontainer pun memadati jalan akses pelabuhan untuk menuju terminal NPCT 1 hingga TPK Koja yang satu garis dengan JICT.

"Pertama kita alihkan ke terminal-terminal sebelah, NPCT 1, MAL, TPK Koja ada Terminal 3," kata Wakil Direktur Utama JICT Riza Erivan saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Kamis (3/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riza menambahkan, pihaknya melakukan kerja sama operasi dengan TPK Koja selama dilakukannya aksi mogok kerja oleh karyawan JICT. TPK Koja mengoperasikan dermaga JICT ssi utara sepanjang 300 meter.

"TPK Koja kerja sama operasi dermaga. Dermaga kita di utara dioperasikan TPK Koja 300 meter," tutur Riza.

Pihaknya juga tidak menampik dengan adanya mogok kerja ini mempengaruhi operasional perseroan. Namun, pihaknya menjamin dengan adanya aksi ini tidak mempengaruhi arus barang nasional karena sudah dilakukannya pengalihan arus bongkar muat barang ke terminal terdekat.
"Kalau operasional JICT pengaruh, kalau Priok sih enggak. Karena gini kan sesuai amanat pemerintah, Kementerian Perhubungan enggak boleh mengganggu kelancaran arus barang, harus tetap dijaga," kata Riza.

Ia memperkirakan kerugian perseroan dengan adanya mogok kerja kali ini mencapai US$ 500.000 per harinya. Di mana JICT rata-rata per bulan mampu melakukan bongkar muat 200.000 kontainer.

"Kalau per hari US$ 500.000 lah kira-kira. Sehari JICT (enggak hafal), kalau sebulan 200.000 boks lah," ujar Riza.


(ang/ang)

Hide Ads