Yanto, salah seorang di antaranya. Dirinya membangun kandang sementara dari terpal dan bambu di Jalan Raya Klender, Jakarta Timur. Menurutnya, modal berdagang sapi kurban sendiri sebenarnya cukup besar.
"Modalnya besar, taruhlah saya ada 100 ekor sekarang. Satu ekor sapinya Rp 20 juta. Berarti berapa tuh miliarnya," ujar Yanto kepada detikFinance, Jumat (11/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini Lho Sapi Kurban Seharga Rp 45 Juta/Ekor |
Menurut Yanto sapi yang dijual para pedagang musiman bisa merupakan sapi yang dibeli dari pasar hewan, atau membelinya langsung dari peternak.
"Belinya dari banyak daerah. Carinya di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Malang, Banjarnegara, Cilacap, Magetan. Banyaklah," ujar Yanto.
Selain perlu modal besar untuk memborong sapi, pedagang hewan kurban musiman juga perlu menyediakan sewa tempat, dan biaya pakan selama kurang lebih 2 atau 3 pekan tergantung lama waktu membuka kandang.
"Itu juga perlu beli rumput. Dapatnya susah sampai Karawang. Harga rumput saya enggak hitung berapa. Karena ada yang urusin semua. Belum sewa tempat juga kita sekarang agak susah," ujar Yanto yang enggan menyebut tarif sewa lahan di Klender yang luasnya seperempat lapangan sepak bola untuk 100 ekor sapinya.
"Kalau modal kan relatif. Susah hitungnya tepatnya kalau sapinya beda-beda juga harganya dari peternak. Taruhlah satu sapi Rp 20 juta," imbuhnya.
Dia menuturkan, sapi-sapi tersebut rata-rata selalu habis saat jatuh Idul Adha.
"Kalau sapi setiap tahun hampir pasti habis. Kalau pun tidak habis paling 2 ekor atau 3 ekor. Biasanya tak jual dengan harga diskon," ungkap Yanto. (idr/hns)