Hal tersebut diungkapkannya pada saat sidang tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR RI-DPD RI, dan Rapat Paripurna DPR RI tahun 2017 di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (16/8/2017).
"Di sektor pangan, kami melihat masih belum terselesaikannya permasalahan ini secara tuntans, meskipun kami menyadari betapa kompleksnya persoalan ini, kami mengajak kita semua, untuk mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia di tengah ancaman krisis pangan global," kata Oesman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sektor energi, DPD mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan pelaksanaan program listrik perdesaan berbasis energi baru terbarukan (EBT).
"Kami menghendaki sikap Presiden Joko Widodo yang menghendaki adanya terobosan mendasar dalam pengelolaan sektor kehutanan dengan menjaga kelestarian hutan sekaligus memberi manfaat bagi kemakmuran rakyat," tambah dia.
Selain itu, Oesman juga melaporkan bahwa DPD telah mendengar keluhan dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah. Sebab, kompetisi antara UMKM dan pasar tradisional di satu pihak dengan pelaku usaha pasar modern di lain pihak semakin berat.
"Kami mengharapkan pemerintah dan pemerintah daerah segera menata ulang tata kelola dan sistem perizinan UMKM, kami meminta pemerintah memberlakukan pembatasan beroperasinya ritel modern hanya sampai di kota provinsi," jelas dia.
Tidak kalah pentingnya, lanjut Oesman, dalam memecahkan kesenjangan ekonomi juga harus segera diselesaikannya RUU perkoperasian.
"Kelanjutan pembehasan RUU ini seharusnya dibahas dengan melibatkan tripartit sebagaimana yang diamanatkan oleh putusan Mahkamah Konstitusi," tukas dia. (ara/hns)