Salah Satu Termahal di Dunia, Ini Harga Garam dari Selat Bali

Salah Satu Termahal di Dunia, Ini Harga Garam dari Selat Bali

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 29 Agu 2017 13:50 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Salah satu garam bermutu tinggi dan termahal dunia ternyata berasal dari Selat Bali. Di tangan Helianti Hilman, CEO & Founder Javara, garam dari Selat Bali ini dikemas menarik dalam wadah batu dan dibanderol dengan harga premium.

Di dalam wadah batu itu, garam dari Selat Bali dijual per 100 gram.

"Kalau yang ritel tergantung kemasan. Kalau di batu Rp 120 ribu, ada juga yang glass jar," terang Helianti dalam wawancara khusus dengan detikFinance, Senin (28/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produk garam dalam kemasan batuProduk garam dalam kemasan batu Foto: Muhammad Idris/detikFinance

Lantas, kenapa harga garam itu bisa Rp 120.000/ 100 gram? Helianti menjelaskan, faktor geografis dan air laut di wilayah tersebut membuat garam di Selat Bali dihasilkan dengan kualitas premium. Garam-garam tersebut biasa dipakai untuk sejumlah restoran-restoran mahal di dunia.


"Dari sisi teknik proses (produksi) berbeda. Bentuknya juga piramid, itu enggak dicetak, itu paling mahal garam di Selat Bali, salah satu yang paling mahal di dunia," terang Helianti.

"Untuk garam seperti itu memang sudah dicoba dengan air laut di tempat lain enggak bisa. Jadi cuma di Bali, di seluruh dunia yang bisa produksi bentuk piramid garam itu cuma di Bali dan Cyprus, tapi di Cyprus enggak sebesar dan serapih ini," lanjutnya.

Produk garam JavaraProduk garam Javara Foto: Muhammad Idris

Soal rasa, lanjutnya, bisa dikatakan hampir sama jika menurut orang awam. Namun demikian, karena kualitasnya yang sangat premium, garam dari Selat Bali ini paling dicari oleh para chef di restoran atau hotel elit.


"Dari rasa ada istilahnya beda, kalau buat awam susah. Tapi kalau buat chef, mereka tahu garam yang berkualitas. Yang enak yang enggak enak, yang cocoknya buat masakan ini, cocoknya buat masakan itu yang mana, dia tahu sekali," kata Helianti.

Helianti Hilman CEO & Founder JavaraHelianti Hilman CEO & Founder Javara Foto: Muhammad Idris

Helianti menambahkan, seluruh produksi dilakukan oleh para petani di Bali. Untuk pasokan sendiri, Javara tidak mematok target pada para petani di Bali.

"Bukan kita yang produksi, kita hanya rediscover potensi di daerah, kita sifatnya menguatkan tradisi yang ada, kuatkan lagi dengan koneksikan ke pasar, artinya kita dengan uji lab dan lainnya. Pengiriman dari Beli tak bisa berbeda-beda, tergantung kemampuan mereka," pungkas Helianti.

(idr/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads