Proyek Infrastruktur Ini Melewati Titik Rawan Gempa

Proyek Infrastruktur Ini Melewati Titik Rawan Gempa

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 04 Sep 2017 15:41 WIB
Ilustrasi Peta Gempa (Foto: Mindra Purnomo)
Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan kini ada 295 titik rawan gempa atau sesar di Indonesia. Jumlah ini bertambah lebih dari 200 titik dari hasil pemetaan sebelumnya yang terakhir diketahui pada tahun 2010 sebanyak 81 titik.

Dengan bertambahnya jumlah tersebut, Basuki menuturkan sulit untuk suatu proyek tidak dilewati oleh jalur gempa. Berbagai proyek infrastruktur yang dibangun pemerintah misalnya Bendungan, Bandara, Jalan Tol, hingga Kereta Cepat Jakarta-Bandung kata dia sulit untuk dicari lokasi yang tak dilewati oleh sesar (patahan gempa).

"Contohnya bendungan, jalur kereta cepat Jakarta-Bandung. Kalau bendungan karena kita bangun di NTT, NTB, Bali. Itu kan daerah-daerah gempa. Di Maluku juga. (Tol) Cipularang juga, itu kan bergerak terus jalan tolnya," katanya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (4/9/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, Ia mengatakan meski proyek-proyek tersebut dilewati oleh jalur gempa, bukan berarti tak bisa dilakukan pembangunan. Perencana proyek tentu akan mencari teknologi dan cara khusus agar bisa memitigasi risiko gempa yang sekiranya bakal terjadi dengan melakukan peningkatan standar keamanan dari proyek tersebut.

"Jadi ini bukan berarti enggak boleh dibangun. Dengan adanya data ini, orang-orang sipil yang merencanakan, safety factornya akan dinaikkan dengan teknologi dan metodologi yang lebih hati-hati. Jadi ada solusi teknis, tapi dengan adanya data ini, solusi akan lebih baik dari sebelumnya," tutur Basuki.

Adapun peta gempa yang kini telah diperbaharui diharapkan bisa menjadi acuan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan bangunan gempa.

"Peta ini sangat dibutuhkan dalam rangka perencanaan pembangunan infrastruktur. Karena ini kan probability prediction. Jadi makin banyak data, makin bagus antisipasinya," pungkasnya. (eds/dna)

Hide Ads