Meski lebih kecil, namun secara kumulatif dari Januari-Agustus 2017 telah mencapai Rp 686 triliun atau 53,5% dari target dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBNP) 2017 yang sebesar Rp 1.283,6 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan penerimaan pajak yang baru mencapai 53,5% perlu dilakukan ekstra penerimaan lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penerimaan pajak kita akan terus melakukan monitor tahun 2017 sesuai target yang ada di dalam APBNP 2017. Kita akan terus berhati-hati karena bulan Juli-Agustus-September adalah masa di mana tahun lalu dilakukan tax amnesty, sehingga memang ada penerimaan pajak yang merupakan ekstra yang untuk tahun ini tidak terjadi," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Sri Mulyani melanjutkan, masih ada sisa waktu empat bulan dalam mengejar target penerimaan pajak Rp 1.283,6 triliun. Dia mengaku, akan melakukan riview secara detil terkait dengan potensi pajak.
"Kita akan terus melakukan review secara detil agar perpajakan bisa tetap dicapai namun tidak membuat ekonomi mengalami kekhawatiran terhadap perilaku maupun tindakan yang dilakukan oleh aparat perpajakan kita," jelas dia.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini masih percaya, penerimaan pajak akan melonjak di empat bulan terakhir pada 2017. Sebab, banyak faktor baik yang berasal dari pemerintah akan berdampak pada penerimaan pajak.
"Kita masih punya 4 bulan, ya kita akan lihat nanti, dari September, Oktober, November, Desember biasanya memang meningkat pada akhir tahun, pertama adalah kegiatan pemerintah dari seluruh belanja pemerintah itu yang akan dilakukan itu juga menghasilkan penerimaan perpajakan, kemudian kita akan terus melihat kepada sektor-sektor ekonomi yang memang selama ini memberikan, beberapa bidang yang tetap positif, PPN kita tetap positif baik kemudian dari sisi penerimaan PPh beberapa area PPh non migas tidak terlalu mengkhawatirkan seperti yang dibayangkan oleh sementara pihak, namun kita tetap hati-hati," tukas dia. (wdl/wdl)