Sumber daya perikanan yang melimpah membuat mereka tertarik mengambil ikan di laut Indonesia.
"Di daerah perairan kita sering kedapatan tamu yang tidak pernah ketok pintu. Meski sudah dilakukan penenggelaman dengan berbagai macam cara, toh kapal asing tadi tetap masuk ke dalam. Artinya sumber daya perikanan kita banyak, jauh lebih bagus dari mereka. Kenapa tidak menangkap di perairanya sendiri," kata Plt Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo, dalam jumpa pers di Gedung Mina Bahari IV Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilanto menambahkan, tantangan untuk mengawasi laut Indonesia dari kapal pencuri ikan bukan hal yang mudah. Selain menggunakan kapal pengawas, pemanfaatan teknologi juga dibutuhkan.
"Ini memang tantangan, luas laut yang demikian besar membutuhkan sarana prasarana teknologi metodologi sebaik mungkin agar kita bisa memastikan agar supaya laut itu selama 24 jam bisa terawasi," ujar Nilanto.
Baca juga: Susi Sebut Ekspor Ikan RI Naik, Ini Buktinya |
Mengenai kemungkinan penenggelaman kapal di tahun ini, Nilanto menyebutkan, bahwa ia mengikuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Pesan presiden kan jelas sekali," katanya.
Menurut catatan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), 127 kapal maling ikan sepanjang 2017. Kapal yang ditenggelamkan tersebut berasal dari Indonesia hingga Thailand. Rinciannya, 90 kapal dari Vietnam, 19 kapal dari Filipina, 13 kapal dari Malaysia, 1 kapal dari Thailand dan 4 kapal dari Indonesia. (ara/hns)