"Penghargaan diberikan kepada Menkeu atas kontribusi luar biasa yang dihasilkan dalam bidang ekonomi, public policy, dan governance, khususnya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, baik di lingkup nasional, regional, maupun internasional," bunyi keterangan tertulis dari Kementerian Keuangan kala itu.
Penghargaan tersebut tidak hanya diberikan kepada tokoh pemerintah, namun juga tokoh bisnis dan organisasi internasional yang berperan dalam meningkatkan posisi dan nilai Asia di dunia internasional.
Sebelum mendapat penghargaan, Sri Mulyani juga diwawancarai oleh Pimpinan SIIA. Sri Mulyani menyampaikan berbagai issue seperti governance, transparansi, reformasi ekonomi dan fiskal berikut pencapaiannya, dan termasuk pula isu peran yang dapat dijalankan oleh wanita Asia dalam menyongsong perkembangan Asia.
Sri Mulyani menyatakan, dampak dari kombinasi regulasi yang tidak konsisten dan kelemahan governance berikut kerapuhan sistem politik pada beberapa negara menjadi kontribusi utama terjadinya krisis ekonomi Asia pada tahun 1997-1998.
"Setelah terjadi krisis, antara lain telah dilakukan reformasi di dalam institusi termasuk reformasi birokrasi, upaya penguatan sektor keuangan dan juga dibentuk Forum Stabilitas Sistem Keuangan dalam rangka memperkuat ketahanan perekonomian Indonesia khususnya terhadap goncangan dari luar," jelas Sri Mulyani.