Sejak kuliah, ia telah memiliki usaha sendiri melalui penyewaan kaset VCD. Bisnis itu ia tekuni semasa kuliah semester 3 di usia 20 tahun (1998) hasil modal nekat menggadaikan surat tanah.
"Jadi waktu itu dapat kiriman kuliah. Kiriman ini kurang, jadi berfikir gimana supaya dapat income," ujar pria bernama lengkap Abu Mansyur Matridi tersebut kepada detikFinance, di Pelalawan, Riau, Rabu (14/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari usaha tersebut, ia bisa mendapatkan penghasilan Rp 80 ribu hingga Rp 120 ribu per hari. Dengan ketekunannya ia bisa menebus kembali surat tanah yg digadaikan dan mempekerjakan satu orang karyawan.
Usahanya hanya berlangsung hingga tahun 2000, seiring dengan banyaknya orang yang menyewakan VCD dan juga beredarnya kaset bajakan di pasaran.
Kemudian pada 2003, Ridi lulus dari Universitas Islam Riau. Setelah itu ia menjadi kontraktor untuk pemerintahan yang menggarap proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan.
![]() |
Dari situ ia bisa mengantongi penghasilan Rp 6-7 miliar per tahun. Namun Ridi mengakui bahwa prospek di jasa kontraktor bersifat temporer.
"Jadi kerja sebagai kontraktor itu by kontrak. Misalnya proyek rumah selesai, kontraknya selesai. Saya berfikir supaya saya dapat pekerjaan yang kontraknya continue," ujar Ridi.
Pada 2009, ia bekerja sama dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sebagai supplier tenaga kerja untuk pembibitan pohon akasia. Meski kerja sama memiliki jangka selama setahun, namun kontraknya mendapatkan pembaruan setiap tahunnya.
Di awal ia bergabung, Ridi, sanggup mengantongi penghasilan Rp 120 juta per bulan. Saat itu jumlah tenaga kerja yang berhasil ia serap sebanyak 60 orang.
Seiring dengan banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja untuk pembibitan di RAPP, kini ia bisa menambah tenaga kerja kurang lebih Rp 450 orang dan mengantongi penghasilan hingga Rp 1,6 miliar per bulan.
"Awal gabung 60 (orang). Kalau omzet pertama gabung itu hanya sekitar Rp 120 juta. Alhamdulillah sekarang omzet per bulannya Rp 1,6 miliar," ungkapnya.
Ridi kini menjabat sebagai Direktur PT Artha Veda yang ia dirikan pada 2012. Setiap tenaga kerja yang berada di bawah naungannya mendapatkan gaji sesuai UMK senilai Rp 2,5 juta per bulan.
Bakat berbisnis yang Ridi miliki, diakuinya berasal dari lingkungan keluarga yang memang mayoritas wirausaha.
"Latar belakang keluarga jadi seperti saya kakak beradik itu 9. Dari 9 itu yang karyawan hanya tiga orang selebihnya pengusaha, tapi mereka ada bisnisnya juga," kata Ridi. (nwy/ara)