Para penjual di medsos juga mempertanyakan kemampuan dari Direktorat Jenderal Pajak sendiri yang sulit menarik pajak dari perusahaan-perusahaan medsos.
Mereka bingung dengan sikap pemerintah. Seharusnya pemerintah terlebih dulu menarik pajak dari Instagram, Facebook dan lainnya sebelum menyaras ke penjual yang rata-rata merupakan UKM.
Apalagi untuk berjualan di Instagram ada layanan iklan berbayar bagi akun bisnis. Itu artinya Instagram yang kini dimiliki Facebook juga mendapatkan pemasukan dari penjual online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Randhy juga sependapat, meski pemerintah sudah dapat pajak dari Google, namun hingga kini pemerintah belum bisa menarik pajak dari Facebook.
"Miris memang, kami tunggu penerapannya agar tahu ke mana arah keberpihakan," tuturnya.
Sementara Ilham mengaku menyiapkan biaya hingga Rp 15 juta per bulan hanya untuk beriklan di Instagram. Jika benar penjual online via medsos di Indonesia begitu banyak, berarti Instagram Cs memiliki potensi pendapatan yang patut diperhitungan dari Indonesia.
"Budget per bulan Rp 15 juta, brand lainnya bisa sampai Rp 50 juta. Per klik per hari ada yang Rp 5 ribu sampai Rp 2 juta juga ada. Semakin mahal kliknya, jangkauan dan kontennya akan menyebar," terangnya.