Sebelumnya, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan izin terkait impor beras sebanyak 500 ribu ton dan melalui Perum Bulog. Impor beras ini bertujuan untuk menstabilkan harga, namun hingga akhir Februari beras yang masuk baru 281 ribu ton.
"Kita lihat beras impor yang masuk di gudang, sebagai cadangan. Kapan keluarnya nanti akan dilihat kembali oleh pemerintah," ujar Enggar di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (27/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam tinjauan ke gudang ini Menteri Perdagangan didampingi oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tjahja Widayanti, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indinesia (YLKI) Tulus Abadi, Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso.
Setelah kunjungan ke gudang Bulog di Kelapa Gading, Enggar juga akan meninjau ke sejumlah gudang di Jawa Barat yakni gudang Bulog Tegalgirang di Indramayu, gudang Singakerta II, gudang Krangjeng dan terakhir stok beras di gudang Bulog Cirebon.
Kedatangan beras impor ini akan membuat cadangan beras bertambah. Karena itu jika masyarakat kembali membutuhkan beras, siap dilepas melalui operasi pasar.
"Kita sama pak Tulus dari YLKI dan Ketua Perpadu melihat beras ini langsung. Beras ini sebagai buffer stock. Beras impor untuk cadangan," jelas dia. (dna/dna)