Saat memasuki gudang pertama hanya terlihat tumpukan kayu yang biasa digunakan tempat menaruh karung-karung beras. Kemudian, dilanjutkan ke gudang kedua.
Ruangan berukuran 5 kali lapangan futsal ini juga kosong, namun di sisi kiri pintu masuk ada tumpukan karung beras berukuran 15 kilogram yang tersisa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari petugas, di gudang hanya tersisa 6.230 karung beras. Dirut Perum Bulog, Djarot Kusumayakti, menjelaskan kepada Mendag di gudang Singakerta II ada 6 gudang dengan kapasitas 3.500 ton setiap gudangnya.
![]() |
Jadi jika diakumulasikan, kapasitas gudang Bulog Singakerta II ini mencapai 21.000 ton. Menurut Djarot beras akan masuk lagi ke gudang saat panen raya di Indramayu.
"Saat ini beras yang tersisa di sini (Gudang Singakerta II) ada 93 ton. Semuanya sudah dijual untuk operasi pasar," kata Djarot di gudang Bulog Singakerta II, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (27/2/2018).
Sementara itu, Enggartiasto mengatakan meskipun gudang Singakerta II kosong, pihak Kemendag belum akan melakukan distribusi beras impor dari gudang di Kelapa Gading. "Nanti ditunggu sesuai waktunya," kata Enggar.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai kekosongan beras gudang Singakerta adalah hal ironis.
"Hanya ada 9 ribu ton beras. Sehingga tidak bisa melakukan operasi pasar lagi. Ini jelas ironis, gudang Bulog sampai kosong, padahal Indramayu adalah lumbung padi Provinsi Jawa Barat bahkan nasional," tutur Tulus. (hns/hns)