Pertama, Jokowi meminta DPR segera merampung penyusunan UU Kewirausahaan. Sebab, beleid tersebut menyangkut percepatan ekonomi yang dimulai dari pengusaha pemula.
"Ini penting sekali. Karena tadi sudah disampaikan oleh Adinda ketua umum, pengusaha di Indonesia yang kemarin 1,6% sekarang sudah meloncat pada angka yang lebih baik yaitu 3,01% dan ini perlu dipercepat apabila ada undang-undang atau regulasi yang jelas undang-undang kewirausahaan," kata Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, yaitu berkaitan dengan penyaluran kredit untuk UKM plafonnya ditingkatkan mencapai 30% dari total. Saat ini, kata Jokowi porsi kreditnya sebesar 20%.
"Saya tadi sudah bisik-bisik kepada Menko Ekonomi agar minggu depan kumpulkan perbankan agar bisa kita ajak menaikkan plafon kredit yang berada pada posisi masih di bawah 20% menjadi Mestinya Bisa di atas 30% akan tetapi alangkah baiknya kalau ini memang diatur dalam sebuah regulasi yaitu undang-undang kewirausahaan," jelas dia.
Ketiga, yaitu menurunkan tingkat bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 7% dari yang sebelumnya sebesar 22%. Bahkan, anggaran untuk KUR pada tahun ini sebesar Rp 120 triliun atau lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 106,6 triliun.
Keempat, pemerintah membentuk bank wakaf yang fungsinya memberikan fasilitas bagi para wirausaha di pondok pesantren. Bagi yang ingin memanfaatkan fasilitas pinjaman hanya dikenakan biaya administrasi 2% tanpa adanya bunga.
"Tetapi volumenya memang tidak banyak. Satu bank wakaf mikro hanya memiliki modal kurang lebih Rp 6-Rp 8 miliar. Tetapi untuk sebuah pondok pesantren, lingkungan pondok pesantren yang memiliki komunitas bisnis saya kira itu sudah lebih dari cukup," ujar dia.
Kelima, yakni dengan menurunkan tarif pajak PPh final untuk UKM menjadi 0,5% dari yang sebelumnya sebesar 1%. Aturan ini berlaku bagi wajib pajak (WP) pribadi dan badan yang memiliki omzet usaha kurang dari Rp 4,8 miliar dalam setahun.
Keenam, meminta Hipmi untuk membuat rumusan bagaimana menaikkan kelas pengusaha dari yang paling kecil menjadi pengusaha yang besar. Fokusnya tidak hanya di Jakarta, melainkan di seluruh Indonesia.
"Saya setuju bahwa perlu konglomerat-konglomerat baru di negara kita Indonesia ini yang asalnya dari UKM, dari usaha menengah. Tidak hanya dari Jakarta tetapi yang lebih utama lagi dari daerah-daerah ini penting sekali untuk gridnya kita naikkan jadi nanti dalam sidang pleno dalam rapimnas ini tolong dirumuskan jurusnya Seperti apa dan saya terima jadi saja sudah," tutur dia. (hns/hns)











































